Cerita Dewasa Mety dan Reuni SMA

Cerita Dewasa Mety dan Reuni SMA


Cerita Dewasa Mety dan Reuni SMANamaku Mety, umurku saat itu masih 22 tahun dan aku termasuk gadis yg lugu dan pendiam, tapi teman teman kantorku bilang aku adalah gadis yg sangat cantik jika tidak judes. Aku merasa sangat bersyukur dikaruniai wajah yg cukup cantik dengan tubuh yg tinggi dan langsing serta kulit yg putih bersih.
Sahabat perempuanku bilang, kalau di kantor cowok-cowok selalu membicarakan aku dan mereka selalu memperhatikan aku, apalagi kalau aku sedang mengenakan rok span dan blouse ketat busana kerjaku. Mereka bilang tubuhku sangat sexy dengan payudara besar yg aku miliki, tapi aku tidak peduli dengan komentar mereka. Banyak dari mereka yg berusaha mendekatiku tapi aku masih takut dan enggan untuk menanggapinya, aku lebih senang sendirian, aku merasa bebas dan tidak terikat.
Cerita Ngentot | Singkat cerita aku diundang untuk menghadiri reuni SMA tempatku sekolah dulu, maklumlah sejak lulus SMA sampai saat kuliah dan bekerja, kami memang sudah sangat jarang bertemu.
Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam saat aku tiba di pelataran parkir sebuah kafe di bilangan Jakarta selatan, tempat reuni SMA ku di adakan, saat itu aku mengenakan pakaian kerja, rok span hitam dan kemeja putih dan aku memadukannya dengan blazer hitam, aku memang tidak sempat berganti pakaian karena kesibukanku di kantor, tapi tak apalah, dengan pakaian ini aku cukup PD untuk bertemu dengan teman teman SMAku, pikirku.
“Aduh.. Tuan putri ini makin cantik aja..!!” seru Nina, kawan satu kelasku waktu di SMA.
Hari itu aku merasa sangat senang sekali, bertemu dengan teman teman SMA-ku, acaranya juga cukup meriah, di hadiri oleh lebih dari 100 orang, yg semuannya adalah alumni sekolahku.
“Astaga.. Sudah jam brp nih..!!” gumanku di sela hingar bingar musik, aku sampai lupa waktu karena asyik ngobrol dengan teman temanku.
“Nanti aja pulangnya Met..!!” seru Cindy sambil menarikku ke depan panggung, saat itu di atas panggung sedang di pentaskan live music dan tampak beberapa pasangan tampak asyik ber slow dance mengikuti alunan music yg memang sedang berirama pelan.

Terus terang saat itu aku memang terbawa suasana pesta, sayang kalau aku harus pulang cepat pikirku, aku malah ikut ikutan menenggak wine. Seumur hidup baru kali ini aku minum minuman keras, sehingga kepalaku terasa pusing, apalagi music sudah berubah menjadi house music dan hip hop membuat kepalaku makin berputar putar tak karuan.
“Ayo Met..!! kapan lagi.. Belum tentu setahun sekali nih acara ini di buat..!!” seru Nina sambil menari-nari dan menjerit jerit histeris. Kayaknya Nina sudah mulai mabok nih..!! Pikirku.
Tiba tiba aku merasa lenganku di tarik oleh seseorang, rupanya Iwan dia teman satu kelasku saat aku kelas 3,
“Ayo Met.. Kita melantai..!!” ujar Iwan sambil menarikku ke atas panggung.
“Nggak mau ahh.. Yo, lagi pusing nih..!!” keluhku, tapi Iwan tetap saja menggandengku, mau tidak mau aku jadi mengikutinya ke atas panggung, aku mulai menggerak gerakan tubuhku mengikuti alunan music yg menghentak hentak, aku sudah setengah sadar akibat pengaruh wine yg ku minum tadi dan aku juga benar benar terhanyut dalam histeria suasana pesta, sehingga aku tidak bisa lagi mengontrol gerakan tubuhku, gerakanku menjadi lebih berani dan terkesan erotis, sementara Iwan sudah berada dibelakang tubuhku, mengikuti dan mengimbangi gerakanku.
Dan anehnya aku sangat menikmati suasana tersebut, padahal selama ini aku terkenal sangat anti dengan hal yg berbau dugem. Ah.. Nggak apa apa deh sekali ini aja.. Pikirku.
“Buka.. Buka.. Buka..!!” kudengar teriakan teman-temanku sambil bertepuk tangan menyuruhku membuka kemejaku, aku sempat terkesiap mendengar teriakan mereka.
Kulihat ke arah samping, beberapa teman wanitaku memang sedang membuka pakaian bagian atas mereka, bahkan Nina sudah mulai membuka branya sehingga sebelah payudaranya tampak sudah menyembul keluar dan langsung di sambut dengan tepuk tangan dan teriakan riuh rendah dari teman temanku.
Anehnya walaupun agak risih, akhirnya aku mau saja menuruti kemauan teman teman ku itu, entah karena pengaruh wine atau mungkin aku sudah begitu terhanyut dengan suasana pesta tersebut, sambil tetap menggoyang goyangkan tubuhku, ku lepaskan blazerku dan perlahan lahan kubuka kancing kemeja putihku satu persatu sampai terlepas seluruhnya sehingga bra hitam yg kukenakan tampak jelas terlihat. Sementara lengan Iwan mulai memegang pinggangku dari belakang, sambil tetap mengikuti gerakanku.
Aku terus terhanyut dengan alunan musik yg menghentak hentak itu, sesekali ku angkat kedua tanganku ke atas, meraih rambut panjangku dan menariknya ke arah belakang sambil tetap menggerak gerakkan tubuhku, tiba tiba aku tersadar saat tangan Iwan berusaha melepaskan braku.
“Apa apan kamu Yo..!!” jeritku sambil mendekap dadaku, saat itu kancing belakang braku sudah terlepas, perbuatan Iwan itu langsung menyadarkanku dari pengaruh wine dan suasana pesta.
“Brengsek kamu.. Apa yg kamu lakukan..?” teriakku sambil berusaha merapikan kembali kemejaku.

Tapi sepertinya Iwan tidak mengindahkan teriakanku, tangannya dengan sigap langsung memeluk tubuhku dari belakang, membuat aku tidak bisa meronta dan melepaskan diri dari himpitan tubuhnya, sementara sebelah tangannya merenggut paksa bra yg kukenakan hingga terlepas dan jatuh ke lantai, sehingga kini tubuh bagian atasku terlihat jelas dan menjadi tontonan untuk teman-temanku yg langsung menyambutnya dengan sangat antusias.
“Iwan..!! Hentikan.. Lepaskan saya.. Kurang ajar.. Kamu..!!” jeritku sambil terus meronta dari himpitan dan pelukannya, tapi Iwan malah makin beringas, dia malah menarik dan menyeretku ke arah belakang panggung, di tempat ini sinar lampunya lebih redup dan agak tersembunyi dari pandangan teman temanku, tangannya dengan buas terus meremas remas ke dua buah dadaku, sementara mulutnya juga terus menciumi sekujur leherku, aku masih terus menjerit jerit dan meronta, tapi Iwan tetap saja tidak menghentikan perbuatannya, malah dia semakin nekat.
“Kamu sebaiknya diam aja, daripada nanti gua perkosa beneran..!!” bentaknya, dengan nada galak.

Otakku buntu, mendengar ancamannya, aku tak mampu berpikir lagi bagaimana caranya untuk menghindar dari cengkeraman Iwan. Mungkin ini juga karena kesalahanku. Karena terlalu terhanyut dengan suasana pesta, keluhku menyesali kebodohanku sendiri. Aku masih mematung ketika mulutnya mulai menciumi Buah dadaku dan lalu mengulum putingku. Sementara tangan kirinya meremasi buah dada kananku.
Aku benar-benar bagai boneka yg diam saja, padahal bahaya mengancamku. Hanya ada satu rasa.. Ketakutan yg amat sangat. Sampai saat Iwan menyingkapkan rokku ke arah atas dan mulai meremasi buah pantatku, Aku masih tak mampu bereaksi. Bahkan tanpa kusadari tubuh bagian bawah Iwan sudah mulai menggesek gesek daerah sekitar selangkanganku. Tapi ketika dia mulai memelorotkan celana dalamku dan bersiap menghujamkan batang k0ntolnya ke selangkanganku, Aku terkesiap, mendadak kesadaranku pulih. Aku berontak keras, sekuat tenaga melepaskan dari dekapannya.
“Jangan jangan..!! Lepaskan..!! Saya masih perawan Yo..!!” jeritku panik dan ketakutan, sambil kugerakkan tubuhku ke arah depan, menjauhkan memekku dari batang k0ntolnya.
“Diam Met..!! Layani gua baik-baik, atau gua paksa..!!” ancam Iwan.

Aku tetap berontak.
“Kalau nggak mau diam gua tampar lu”
“Hentikan.. Atau saya laporkan ke teman-teman!!” bentakku tegas.

Mendadak Aku punya kekuatan untuk membentaknya, tiba tiba pelukannya mengendor. Kugunakan kesempatan ini untuk melepaskan diri. Iwan tidak mencoba menahanku. Aku berhasil lepas!
“Kamu cantik.. Dan Tubuhmu bagus..” guman Iwan.
Aku cepat-cepat mengenakan kembali celana dalamku yg melorot dan membereskan pakaianku, kini Iwan yg mematung. Matanya tajam memandang ke arahku.
“Baiklah.. Gua minta maaf untuk kejadian ini.. Habis kamu cantik sekali sih Met, gua jadi lupa diri..”
Aku diam.
“Kamu masih mau jadi temanku kan?”
Aku tetap diam sambil memandangnya dengan penuh kemarahan.
“Saya enggak akan mengganggu kamu lagi Met, tapi sebenarnya saya sudah tertarik dengan kamu dari dulu”
Aku makin jijik mendengar kata katanya.
“Oke, saya tunggu sampai kamu bersedia melayani gua tanpa gua paksa..!!” ujarnya kesal, sambil berjalan menjauh dari tubuhku, aku sempat menarik nafas lega.
Tapi tiba-tiba Iwan menyergap dan memegang kedua bahuku dan lalu mencium bibirku. Aku sangat kaget mendapat serangan tak terduga ini, aku kontan berontak. Tapi Iwan malah memelukku lebih kencang. Sehingga aku Makin tidak dapat bergerak. Dia semakin mempererat pelukannya. Aku menyerah, toh dia hanya menciumku. Dilumatnya bibirku dengan ketat, Aku diam membiarkan, tak berreaksi.
Bibirnya melumat habis bibirku, Aku masih mematung, tak membalas lumatannya juga tak berdaya untuk melepaskannya Lalu lidahnya mulai menyapu-nyapu bibirku dan diselipkan ke mulutku. Aku merinding. Baru sekali ini bibirku di lumat oleh lawan jenis dan tiba tiba aku kembali dilanda oleh ketakutan yg amat sangat.
Tangan kanannya membuka kembali kancing kemejaku, lalu telapak tangannya merabai bulatan buah dadaku. Tubuhku bergetar karena ketakutan dan Aku mulai kembali meronta. Dadaku serasa sesak dan sulit bernafas karena lumatan mulutnya di bibirku.
Dengan cepat seluruh kancing kemejaku kembali dilepaskannya sehingga tubuh bagian atasku kembali terbuka. Kemudian Iwan memutar tubuhnya, sehingga posisinya kini kembali berada di belakangku, lalu dia mendorong tubuhku hingga rebah ke atas meja yg di gunakan untuk meletakkan alat alat sound system, Entah kenapa Aku merasa tubuhku tiba tiba lemas. Demikian pula ketika Iwan mulai menindih tubuhku dari arah belakang.
Tangannya menyingkapkan kemejaku ke atas dan lidahnya mulai menjilati sekujur punggung dan pundakku, sementara satu tangannya meraih buah dadaku dan meremasnya dengan kasar.
“Lepaskan..!! Tolong.. Tolong..!!” teriakku sangat ketakutan ketika tangannya bergerak menyusup ke sela sela rok-ku, kemudian jari-jarinya menyusup ke balik celana dalamku dan menggosok-gosok selangkanganku.
Aku terus meronta dan berteriak minta tolong, sampai tenggorokanku serak tapi sepertinya teriakkanku tertelan oleh suara hingar bingar musik. Tiba tiba Iwan dengan sigap menyingkapkan rok ku dan langsung memelorotkan celana dalam yg kukenakan sampai sebatas lutut.
“Jangan..!! Tolong..!! Jangan perkosa saya..!!” jeritku panik karena merasa memekku sudah tidak tertutup dengan apa apa lagi, sambil makin memperkuat rontaanku, Dan berusaha mengatupkan ke dua belah pahaku sekuat tenagaku.
Aku masih terus menjerit dan meronta sekuatnya ketika dia dengan paksa berhasil membentangkan pahaku lebar-lebar. Aku makin menjerit histeris dan putus asa saat ku rasakan batang k0ntolnya mulai menempel di selangkanganku. Detik berikutnya k0ntol hangat itu telah menggosoki memekku..
Saat berikutnya lagi benda hangat itu terasa tepat menekan bibir memekku.. Lalu kurasakan tekanan.. Sehingga bibir memekku terasa sesak.. Aku tersentak.. Secara refleks pahaku menutup, tapi Iwan berhasil membukanya lagi dan mencoba menusukan batang k0ntolnya lebih dalam lagi.
“Oh.. Ini tidak boleh terjadi..!!” pikirku.
Aku mengatupkan pahaku lagi. Tapi, seberapalah kekuatanku melawan Iwan yg telah di liputi nafsu bejad ini? Kedua belah tangan kuatnya menahan katupan pahaku dan batang k0ntolnya mulai menekan lagi. Tangannya boleh menahan pahaku, tapi Aku masih punya ruang untuk menggerakkan pinggulku dan membawa hasil, batang k0ntolnya terpeleset!
Tapi itu malah membuat Iwan menjadi lebih penasaran, dengan kasar dibukanya lagi pahaku lalu dia mulai mengarahkan batang k0ntolnya langsung ke liang memekku, kemudian ditekannya kuat kuat, dan.. Ohh.. Kurasakan benda hangat itu mulai menusuk. Rasanya kepala k0ntolnya telah masuk. Pegangan tangannya pada pahaku kurasakan mengendor.. Kugunakan kesempatan ini untuk menutupkan pahaku kembali. Tapi tekanan tusukannya tak berkurang, justru bertambah, sehingga batang k0ntolnya tak lepas dari liang memekku. Malahan seolah aku menjepit kepala k0ntolnya yg telah masuk itu.
Rasanya Aku mulai menyerah, tak ada gunanya melawan Iwan yg sudah di liputi oleh nafsu bejadnya itu, aku sudah tidak mampu berontak lagi untuk mempertahankan kehormatanku. Air mataku meleleh.. Aku menangis.
Tapi, tiba tiba Iwan dengan cepat menarik batang k0ntolnya lalu tubuhnya rebah di atas tubuhku. Detik berikutnya kurasakan cairan hangat membasahi punggung dan rok hitamku yg tersingkap. Aku sedikit lega, rupanya Iwan telah keluar.. Walaupun belum penetrasi. Belum? Tepatnya belum sempurna. Aku yakin baru kepala k0ntolnya saja yg masuk. Aku mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa tadi memang belum terjadi sesuatu.
Iwan gagal memaksakan kehendaknya untuk memperkosaku, aku sangat bersyukur karena kegadisanku masih utuh dan tidak berhasil di renggut oleh Iwan. Hanya sebentar dia menindih tubuhku, Iwan lalu bangkit. Merapikan kembali pakaiannya dan pergi meninggalkanku, tanpa berkata sedikitpun. Aku pun langsung berdiri, dengan tangan masih gemetar, buru buru ku bereskan letak pakaianku, lalu bergegas menuju pintu keluar, aku tidak mempedulikan lagi sapaan teman temanku, tujuanku hanya satu.. Ingin cepat cepat pulang..
Aku makin mempercepat langkahku menuju ke arah mobilku yg ku parkir di ujung bangunan ini, buru buru kuambil kunci mobil dari tasku dan langsung membuka pintu mobil saat tiba tiba muncul dua orang laki laki dari mobil yg di parkir di belakangku.
“Oh..!!” Aku Kaget bukan kepalang, tapi terlambat untuk berteriak ketika salah seorang diantara mereka langsung menyergapku dan membekap mulutku, aku hanya bisa melihat yg berdiri di depanku adalah Iwan, dia menyeringai ke arahku, sepertinya dia tidak terima dengan kegagalannya tadi. Sementara yg seorang lagi aku tidak tahu.

Kemudian dengan mulut yg masih terbekap mereka menyeretku dan memaksaku masuk ke sebuah mobil minibus milik mereka, kulihat bangku bangku mobil itu sudah di rebahkan, hingga rata, membuat orang yg membekap mulutku, leluasa untuk menarikku ke arah dalam. Lalu tanpa bersuara Iwan langsung masuk dan menutup pintu mobil. Tiba-tiba Aku sadar akan bahaya yg kembali mengancamku. Celaka..!!
“Jangan..!!” gumanku.
“Sstt..” jawab Iwan sambil memberi tanda menyilangkan jari di bibirnya dan mendekatiku. Kedua tangannya memegang bahu kanan kiriku. Lalu sebelah tangannya membelai pipiku.
“Mety..” panggilnya dengan suara pelan. Membuat Lidahku langsung kelu.
“Gua minta kamu rela dan jangan melawan..!!” jarinya merabai bibirku.
“Jangan..!!” jeritku saat aku berhasil melepaskan mulutku dari bekapan temannya.

Tapi jeritanku langsung terhenti karena bibir Iwan cepat menutup bibirku dan lalu melumatnya dengan kasar. Kedua belah tangannya merangkul tubuhku. Aku dipeluknya erat sekali. Sementara kedua tanganku di pegang dengan erat oleh temannya. Aku berhasil melepas ciuman, tapi tak mampu melepaskan rangkulannya.
“Kumohon..!! Jangan” kataku mengiba.
Dadaku diremasnya. Aku menjerit. Tangannya pindah ke pantatku, diremasnya pula. Aku makin menjerit. Masih sambil memeluk tubuhku Disingkapkannya rok ku dan Iwan langsung memelorotkan celana dalamku. Gerakan yg tiba-tiba dan tak terduga ini gagal kucegah. Lalu Iwan bergerak membenamkan wajahnya di antara selangkanganku. Kututup pahaku hingga menjepit kepalanya. Gerakanku membuat Iwan langsung bangkit melepaskan jepitan pahaku.
“Brengsek kamu Met..!! Mau di kasih enak kok ngelawan terus..!! Nikmati aja..!!”
“Jangan..!!” kataku setengah menangis.
“Sekali ini saja, sesudah itu saya tidak akan ganggu kamu lagi, Met..!!”

Lalu tangan Iwan kembali membuka pahaku. Percuma. Sia-sia saja melawan gerakan Iwan yg kuat apalagi ku rasakan cengkeraman di kedua tanganku makin erat, membuat aku semakin putus asa, akhirnya Kubiarkan suyo menjilati liang kewanitaanku. Aku merasa amat malu dan terhina di perlakukan seperti ini
Tapi Aku hanya bisa menangis dan pasrah. Semoga dia tidak sampai memperkosaku.. Aku muak di perlakukan seperti ini, tapi Aku tak berdaya melawannya. Aku benci..!! Aku menyesali diriku sendiri yg tak berdaya melawan, dalam keadaan frustasi begini apa yg bisa kulakukan selain menangis..
Apalagi kini Iwan telah membuka resleting celananya dan mengeluarkan batang k0ntolnya yg sudah tegang dan keras, benda yg pernah sebentar memasuki liang kewanitaanku dan kini akan memasukinya lagi. Tangisanku yg sesenggukan tidak menghentikan gerakan Iwan yg sudah membentangkan pahaku dan siap menusukan batang k0ntolnya. Iwan kemudian merangkak dan mulai menindihku.
“Jangan..!!” gumanku lemah, saat Iwan mulai melepaskan kancing kemejaku, aku masih sesenggukan.
“Sekali ini saja.. Met.!!”
“Lepaskan saya..!!” pintaku memelas sambil terus menangis saat Iwan mulai menciumi dan mengulum putting buah dadaku.
“Buah dada kamu besar padat sekali.. Sungguh indah” sambungnya sambil terus mengulum payudaraku kiri dan kanan.
“Kamu cantik sekali.. Met..!!” katanya lagi sambil tangannya terus meraba dan menggeraygi seluruh tubuhku.
” Itulah kenapa tadi gua cepet keluarnya..!!” Akunya.

Aku hanya bisa diam sambil terus menangis menerima seluruh perlakuannya.
“Oke, sekarang jangan nangis lagi ya.. Gua sekarang akan benar benar memperkosa kamu..!!”
Aku kembali menjerit histeris dan putus asa mendengar kata-katanya. Lalu Iwan bangkit. Dibukanya pahaku lebar-lebar, kemudian dia mengambil posisi di antara ke dua belah pahaku, siap untuk menghujamkan batang kemaluannya ke dalam liang memekku..
“Jangan.. Lepaskan..!!” jeritku sambil terus meronta, ku lejang-lejangkan ke dua kakiku, berusaha menyingkirkan tubuhnya dari selangkanganku. Tapi Iwan malah makin menusukan batang k0ntolnya sehingga kepala kemaluannya masuk di antara bibir memekku.
Di tekannya lagi sambil membentang pahaku lebih lebar. Perlahan batang k0ntolnya menyeruak lebih dalam.
Aku terus berharap agar Iwan tidak kuat, lalu segera mencabut batang k0ntolnya dan menumpahkan cairan spermanya di luar liang memekku seperti kejadian yg baru lalu tapi harapanku meleset.. Iwan terus menekan batang k0ntolnya, memaksanya masuk ke dalam liang memekku yg sempit..

Mataku terpejam menunggu Tekanan selanjutnya, dan tekanan batang k0ntolnya kurasakan semakin kuat, mendesak masuk ke dalam liang kemaluanku. Bukan sakit lagi yg kurasakan tapi ngilu yg tak tertahankan. Sehingga tanpa sadar kepalaku terlempar ke kiri dan ke kanan.
“Aduuh.. Sakitt..!!” jeritku terengah engah.
Lalu pinggul Iwan membuat gerakan memompa. Rasa ngilu makin mejalari sekujur tubuhku. Kuangkat kepalaku, Aku sempat melihat kepala k0ntol Iwan timbul tenggelam seirama gerakan pompaannya. Pompaan kecil, hanya ujungnya saja yg keluar masuk.
“Sakit..!!” jeritku.. Sambil terus meronta.
Lalu kurasakan Iwan menambah tekanannya. Kembali kurasakan ngilu dan sakit yg amat sangat di selangkanganku.
“Aauuff” seruku.
“Sakit..!!” jeritku saat kurasakan ada yg terkoyak di dalam liang memekku.

Rasa perih langsung melanda di seluruh kemaluanku, kedua tanganku mengepal dengan keras, tubuhku menegang dan mataku melotot. Aku sampai menggigit bibirku sendiri, karena tidak sanggup menahan ngilu dan perih saat kegadisanku direnggut paksa..
Kulihat lagi ke bawah. Separuh batang k0ntolnya telah tenggelam di selangkanganku. Iwan benar-benar telah memasuki tubuhku.
Iwan benar-benar telah memperkosaku..!! Merenggut keperawananku. Iwan mulai memompa lagi, kini pompaannya semakin cepat.
Rasa sakit makin menjadi jadi. Dan ketika dia menekan lebih kuat lagi, rasa sakit yg kudapat. Makin tak terhingga bercampur dengan dengan rasa ngilu. Sampai akhirnya seluruh bagian tubuh Iwan telah menindih ketat ke tubuhku.
Pada saat Iwan berhenti memompa, kulihat bulu-bulu kelamin kami memang telah saling menempel ketat. Batang k0ntolnya telah seluruhnya tenggelam di dalam liang memekku tubuhnya rebah menindihku, kedua belah tangannya menyusup ke punggungku dan memeluk kuat tubuhku. Perlahan pinggulnya mulai memompa. Naik-turun dan kanan-kiri. Kadang diputar.
“Ooh.. Kamu benar-benar masih sempit Mety..!!” bisiknya dekat telingaku.
Dia benar-benar telah menyetubuhiku. Aku hanya memejamkan mata sambil terus menangis sesenggukan, tidak sanggup menatap wajah pemerkosaku. Kuharap penderitaanku ini segera selesai, aku berharap Iwan segera mencapai orgasme dan melepaskan batang k0ntolnya dari liang memekku, sehingga rasa sakitku pun bisa segera sirna.
Tapi harapanku kembali meleset. Sudah belasan pompaan tak ada tanda-tanda Iwan akan menyudahi perkosaanya, justru hunjaman batang k0ntolnya makin menjadi jadi di dalam liang kemaluanku. Iwan terus memompa tubuhku dan terus memperkosaku tanpa peduli dengan aku yg terus menjerit jerit kesakitan.. Tiba tiba Iwan mengangkat punggungku dan mempercepat gerakannya.
“Ohh.. Sempitnya memek kamu Met..!!” dekapannya di punggungku makin erat sambil menghujamkan batang k0ntolnya dalam-dalam ke dalam liang kemaluanku.
Tubuhnya diam memeluk tubuhku.. Beberapa saat kemudian tubuhnya bergetar.
“Jangann..!!” jeritku panik saat sadar dia akan berejakulasi di dalam liang rahimku..
Tapi terlambat, bersamaan dengan itu aku merasakan cairan hangat menyemprot dan membanjiri liang memekku.
“Ooh.. Met.. Tubuh kamu indah sekali..” bisiknya di dekat telingaku sambil masih terengah.
Aku diam. Pipiku diciumnya, lalu…
“Memekmu.. Nikmat banget..”
Aku masih diam.
“Sempit sekali Met..”
Tiba-tiba Aku tersadar. Ucapan ucapannya membuat aku ingin muntah. Dalam diriku tiba-tiba muncul rasa benci. Benci kepada diriku sendiri kenapa harus mengalami kejadian ini. Juga benci kepada tubuh Iwan yg menindihku, aku marah. Darahku mendidih. Aku berontak. Dengan sekuat tenaga Aku lepas dari dekapan Iwan dan tubuh itu terguling dari badanku.
Aku berusaha membuka pintu mobil dan melarikan diri, tapi teman Iwan langsung menangkapku, langsung menggumuliku. Dan aku kembali di perkosa.. Entah sudah berapa kali aku di gilir oleh mereka malam itu.. Sampai akhirnya aku tidak sadarkan diri.
Esok paginya aku terbangun, dan aku sudah berada di dalam mobilku sendiri.. Tapi aku tahu.. Kejadian semalam bukan mimpi, karena rasa sakitnya masih kurasakan menjalari seluruh tubuhku. Aku hanya bisa menangis dan meratap, menyesali kejadian yg menimpa diriku.. Baca Cerita Dewasa Lainnya Disini...

Subscribe to receive free email updates: