Bu Laras Teman Istriku

Bu Laras Teman Istriku


Bu Laras Teman IstrikuPada suatu hari aku sampai dirumah sektar jam 7 malam, aku bertemu istriku Yulia, di teras rumah dan meminta dia untuk membuatkan kopi. Aku buru-buru masuk kamar mandi yg ada di kamar utamaku, bilang kepada dia kalau aku kebelet kencing, padahal aku mau ngecek kalaa ada bekas-bekas lipstik atau apa lainya dari bu Rossa atau bu Manda tadi.

Aku mandi air panas dari shower sekitar 15 menit. Badanku jadi segar lagi. Aku lupa nggak bawa handuk jadi keluar dari kamar mandi dlm keadaan bugil.
Aku sedang mencari-cari handuk, tiba-tiba istriku masuk ke kamar terus bilang
“Bugil, nich ye. Sini, aku cariin handuk”. Dia mengambil handuk, dikasihkan ke aku, tp tangnya sempat memegang kemaluanku sambil berkata
“Cuma beginian aja kok banyak yg nyari”.
Dheg, aku terkejut dlm hati. Apa dia tahu lagi aku selingkuh? Apa dia tahu hari ini aku chek in sama cewek? Apa Bu Harni udah telepon dia?
Aku hanya terdiam dan takut ketahuan, ketika istriku berkata
“Kopinya udah siap Mas, mumpung masih panas cepat diminum, ada gorengan jg tuch”.
“Oke”, kataku.
Aku pakai celana pendek dan kaos oblong ke ruang keluarga minum kopi, sambil baca koran istriku menemani, jg Laras, teman istriku. Sekitar jam delapan aku masuk kamar, bilang mau tidur dulu. Aku bener-bener capek, habis seharian ngentot dua wanita masing-masing dua kali. Aku terlelap.
Aku terbangun ketika merasakan ada sentuhan halus menggeraygi kemaluanku, aku buka mata eh ternyata istriku duduk diranjang dan cepat sekali melepas celanaku sekaligus CD ku dia langsung mengulum batang kemaluanku dia jilat-jilat kepala kemaluanku.
Ini benar-benar kejutan buatku karena sdh lama sekali dia tdk pernah ngoral aku. Tp aku jg khawatir jangan-jangan dia hanya menggodaku bikin ngaceng batang kemaluanku terus di potong. karena aku ingat kata-kata dia waktu mengambilkan handuk tadi “cuma beginian aja koq banyak yg nyari”
Aku jadi waspada, tetapi kekhawatiranku itu tdk terjadi, malah sesadah sekitar lima menit istriku mengoral batang kemaluanku. langsung dia melepasakan semua pakainnya, kaosku jg di dilepasin dan dia jongkok diatas batang kemaluanku, nafsu sekali dia, dia pegang dan memasukkan ke lubang memeknya, dia main dgn posisi di atas menghadapku sekitar 7 menit, ganti posisi membelakangiku tanpa mencabut batang kemaluanku, dia naik turun pantatnya cepat sekali, penuh dgn gairah yg nggak seperti biasanya. Karena rahasia keluarga, aku nggak ceritain detailnya, yg jelas sesudah sekitar 20 menit aku masih bisa keluarin sperma meski cuma beberapa tetes
Sesudah selesai, istriku dgn lembut sekali membersihkan batang kemaluanku, dia sendiri kemudian ke kamar mandi, terus tiduran diatas dadaku, dia elus-elus dadaku, dikecupnya bibirku. Aku sangat heran dgn perlakuannya yg sdh lama sekali enggak dia berikan padaku.
Akhirnya dia bilang
“Mas, aku mau cerita dan minta sesuatu ke Mas. Tp sangat rahasia, Mas”.
“Ada apa, Yul? Kalo bisa, ya kenapa enggak?”.
Dgn suara lembut akhirnya istriku buka rahasia, kalo dia meminta aku memberikan kehangatan buat Ibu Laras. Bu Laras, teman istriku, usianya 42 th, punya anak 1 dan suaminya lagi tugas belajar diluar negeri sdh 1 th tinggal 1 th lagi. Dulu Laras diajak suaminya ke LN enggak mau, dia memilih ambil MM bidang IT (Information Technology) di satu universitas di Jakarta, dgn izin cuti panjang dari perusahaannya di Solo.
Selama di Jakarta, dia banyak tinggal di rumah kami, meski sering bolak balik Jakarta-Solo menengok anaknya yg diasuh orang tua Bu Laras. Aku tahu dia rajin sekali belajar dan cari data dari banyak instansi, jg mengakses internet untuk mendapatkan data maupun pengetahuan IT yg modern dari universitas di Jepang, Amrik jg Inggris. Dia jg sangat rajin senam, fitness maupun BL, beberapa kali aku temanin dia jogging di Senayan.
Dia selalu anggun dgn BLazer dan mobil kecil yg dibawanya dari Solo, meskipun dirumah selalu santai dgn pakaian longgar. Memang bodynya aduhai sekali, ditambah kulitnya yg mulus kencang. Toketnya kelihatan kencang, pinggulnya bagus dan pantat bulat padat. Tp aku enggak pernah mikirin Bu Laras yg aneh-aneh. Waktu aku kelihatan bengong mendengarkan permintaan istriku, istriku bilang kalo Bu Laras sendiri yg memintanya, sdh beberapa kali dgn pertimbangan-pertimbangan mendlm.
Bu Laras selama ini mencoba menahan hasrat sexualnya melalui kegiatan-kegiatan belajar, senam, fitness, BL, tp keinginan bersanggama enggak bisa dihilangkan. Bu Laras onani, tp enggak puas jg. Waktu suaminya belum ke LN mereka paling sedikit sehari sekali ML. Bu Laras jg punya teman deket selama belajar di Jakarta, dia pikir apa mau ngajak mereka ML. Tp akhirnya Bu Laras memilih aku, karena dianggap bisa menjaga rahasia, demikian jg istriku, tanpa Bu Laras dan suami serta keluarganya kehilangan nama baik di masyarakat. Istriku sendiri bilang kalo tdk keberatan.
“Itulah Mas, ceritanya. Kalo Mas mau, malam ini aku atur acara sama Ibu Laras. Tp terus terang tadi aku kerjain Mas, soalnya aku mau duluan sebelum Bu Laras kerjain punya Mas ini”, kata istriku sambil tersenyum nakal sambil memegang batang kemaluanku.
Aku masih diam saja, enggak percaya sama permintaan yg enggak masuk akal ini, tidur sama Ibu Laras yg sama sekali nonsense menurutku. Petang Hari Dgn Ibu Laras Kami makan bertiga, aku duduk diujung meja dgn istri disebelah kananku dan Ibu Laras disebelah kiriku. Pemandangan biasa sehari-hari. Tp kali ini, bukan lagi biasa. Aku makan cukup banyak.
Sesudah makan, Ibu Laras mau kupasin mangga, tp istriku bilang
“Nggak usah Bu, biar aku aja. Ibu temanin Mas aja”.
Kami di meja makan sekitar 30 menit. Kecuali cerita bohong kalo aku cape sekali kena macet dijalan dan banyak kerjaan harus ke Cikarang ngecek inventory disana, aku banyak diam, tp pikiranku mulai ngebayangin Ibu Laras yg memang cantik, anggun, berwibawa dan sexy, aku bayangin gerakan2nya kalo fitness, kalo senam ringan waktu pantatnya nungging, waktu jogging toketnya goyang-goyang. Ibu Laras suka dansa, dia jg bisa tari Jawa. Enggak terasa lutut kaki kiriku menempel ke kaki kanan Bu Laras dibawah meja dan ini mulai menimbulkan sensasi sexual yg menggairahkan.
Sesudah selesai makan, istriku bilang
“Ibu keatas dulu ya, siapin VCD, kita karaoke bareng-bareng. Aku mau benahin ini dulu”, kata istriku yg cepat membersihkan meja dll karena pembantu kami cuman kerja siang hari aja, jadi kami cuma bertiga kalo malam hari.
Istriku memang baik sekali, dia jg siapin vitamin h. n dan i. (nggak boleh sebut merek kan?) supaya aku perkasa, dia tersenyum waktu nyuruh aku minum, mungkin dlm hati dia bilang
“Nih biar kuat, tadi kan cuma ngecret aja”.
Kami bertiga berkaraoke ria di kamar keluarga diatas. Suasana santai yg diciptakan istriku, lagu-lagu yg kami nyanyikan bersama, benar-benar memberikan kelegaan, keriangan dan kedekatan hatiku dgn Bu Laras. Rasa cape-cape hilang semuanya. Aku duduk ditengah diapit Yulia dan Ibu Laras di sofa besar yg empuk, kadang-kadang berdiri waktu nyanyi, sekali-sekali makan cake dan minum coca cola yg disediakan istriku.
Ada sekitar 1 jam acara karaokean ini, terus istriku ngusulin kita melantai aja, dia pilih lagu-lagu berirama walts seperti Tenneese Waltz, The Last Waltz dan sejenisnya. Istriku mula-mula ajak aku dansa, dia seakan demonstasikan didepan Ibu Laras gimana pasangan suami-istri dansa sambil berpelukan erat, pipi menempel, tangan meraba pantat dansa yg pelan merangsang.
Sesudah 3 lagu, kemudian dia suruh aku gantian sama Ibu Laras sambil berbisik
“Sekarang Mas sama Bu Laras ya. Aku ikhlas sekali, Mas”.
Aku enggak perlu lagi menjawabnya, karena aku memang sdh ingin mendekap Ibu Laras. Aku dekatin Laras, aku ajak dia dgn senyum yg Bu Laras balas dgn senyum manis sekali, aku rangkul kemudian langkah kakiku dan Bu Laras mengikuti waltz demi waltz yg enggak terputus, karena udah disetel sama istriku. Awalnya aku belum rapat memeluk Bu Laras, mungkin aku ragu dan dia jg malu-malu, tp aku mulai merasakan kehangatan tubuh indah ini, body tinggi dgn porsi atletis, lekuk-liku yg artistik sekali, Hemm, Bu Laras memakai parfum yg merangsang seperti yg dipakai Bu Manda tadi.
Aku yg Cuma pakai celanda pendek dan kaos, jg Bu Laras dgn short ketat dan kaos pendek tanpa beha berpelukan erat dan semakin erat, kepalanya bersandar di bahuku, toketnya menempel ketat di dadaku, pantatnya yg besar keras aku rapatkan sambil terus aku elus-elus, barangnya yg cembung menempel dibatang kemaluanku yg keduanya hanya dibatasi celana. detak jantungku bertambah kuat, nafas menderu panas.
Aku lihat istriku udah enggak ada lagi, dia sangat baik memberikan kesempatan kami mereguk kehangatan. Sambil kaki masih mengayun enggak karuan lagi mengikuti irama lagu, aku copot kaosku dan aku jg mencopot kaos ketat Bu Laras. Bukan main Semua cewek hari ini kalah sama Bu Laras, susu Bu Rossa kalah besar, toket Bu Manda kalah kenyal, jg istriku tentu saja.
Aku masih meneruskan ayunan kaki, tp bibir ini mulai mencium toket Bu Laras hingga dia mengerang, aku kulum pentilnya yg masih kecil (mungkin dulu dia enggak nyusuin anaknya) warnanya kemerahan. Aku enggak tahu lagi apa musik masih mengalun apa enggak, tangan ini mulai meremas toket yg indah sekali itu mengelus perutnya yg kecil meraba dan menekan pantatnya yg besar keras aku tempelkan batang kemaluanku kencang sekali keshort ketatnya yg membentuk cembung karena memeknya Di atas ada kamar yg cukup besar, ceritasexhot.org aku ayunkan Bu Laras dgn langkah pelan kedalam sambil berpelukan erat, aku hidupkan AC dan aku melantai atau lebih tepat mengadu badan didepan kaca besar.
Aku nikmati tubuh indah melalui kaca, aku rasakan kehangatan nafas Bu Laras, aku hirup wangi tubuhnya wangi wanita yg minta dipuaskan syahwatnya. Bu Laras kelihatan malu waktu melihat dirinya di kaca, dia alihkan pandangan ketempat lain. Aku sengaja lama-lamain kemesraan ini, sekaligus memulihkan kondisiku alias mengembalikan keperkasaan batang kemaluanku setelah minum vitamin dan obat kuat dari istriku tadi. Ibu Laras pasrah tp enggak mau pro-aktif, mungkin masih malu, dia biarkan aku berbuat apa saja menggeraygi lekuk-liku tubuhnya dan kemudian melucuti short dan sekaligus celana dlm nya kaki yg indah, paha yg berisi. Aku renggangkan pelukan dan pandang tubuh indah Bu Laras, dia malu.
“Mas, jangan dilihat gitu ach”, sambil dia merebahkan badannya ke aku.
Aku peluk dia, aku cium dan aku balikkan kearah kaca.
“Mas, malu ah Mas”, kata Bu Laras waktu melihat tubuhnya telanjang bulat di kaca.
Tp aku perkuat rangkulanku sambil meremas toketnya, aku cium lehernya dan tanganku yg lain meraba-raba pusat kewanitaannya yg berambut tipis tanganku kuat memegang pahanya aku buka selangkangannya, aku telusuri memeknya yg kenyal aku elus belahannya.
“Mas. udah Mas.”, kata Bu Laras dan memang aku merasakan cairan hangat keluar dari memeknya.
“Aku keluar Mas”.
Dia mulai gemetar, lalu aku angkat dia ke ranjang besar. aku rebahkan dan lagi aku raba-raba memeknya. aku elus itilnya. aku lihat merah sekali. Bu Laras cepat-cepat menutupinya, tp aku angkat lagi tangannya karena aku mau menikmati pemandangan ‘apem Solo belah tengah’ yg gurih ini. Aku sengaja enggak mau ngoral dia, aku sentuhkan jariku pelan-pelan ke itilnya. Bibir kemaluan Bu Laras semakin basah.
Aku enggak tahan lagi, aku lepas celana pendek dan celana dlmku aku naik ke atas dan aku arahkan batang kemaluanku yg ngaceng keras itu kelubang kemaluan Bu Laras aku tekan sekali dua kali belum masuk, akhirnya tangan Laras membantu mengarahkan ke lubang kemaluannya yg sempit sekali, dan akhirnya BLees kepala batang kemaluanku menembus kemaluan Bu Laras yg rapet, sesak rasanya.
Aku maklum memek Bu Laras udah setahun enggak kemasukan batang kemaluan jadi kaget tp senang sekali apalagi tadi aku bilang kepala batang kemaluanku memang besar meski panjang batang kemaluanku biasa-biasa aja. Aku sadar siapa yg aku setubuhi, maka aku beraksi gentleman cara halus aku pakai aku tusuk pelan tp mantap ada mungkin 5 menit ketika Bu Laras berbisik
”Mas cape ya? Biar aku yg kerja”.
Bu Laras ambil alih kendali senggama, dia goyangkan pantatnya enggak terlalu cepat, tp dia kerja dgn tenaga dalamnya otot-otot memeknya mencengkeram erat batang kemaluanku memiji-mijit batang kemaluanku, aku betul-betul keenakan, jarang sekali perempuan bisa empot-empot ayam seperti Bu Laras. Istriku pernah coba, tp enggak lagi sesudah punya anak, beberapa cewek bisa empot-empot ayam, yg terlama dan terkuat aku ingat Mbak Rita cewek Kuningan yg aku pernah aku entotin tiga kali.
Aku enggak perlu keluar banyak energi menyetubuhi Bu Laras, aku naik turunkan batang kemaluanku pelan-pelan dan dlm-dlm di lubang senggama Bu Laras, sementara empot-empot memeknya terus mengurut-urut batang batang kemaluanku sedangkan mulutku menyedot toket putih besar bagai hidangan yg harus dinikmati, tangan Bu Laras memelukku erat, tangan kananku meremas bokong dia dan angan kiriku menahan berat badanku. shhssh, sshh. desis Bu Laras terus menerus ada sekitar 10 menit, lalu Bu Laras mengerang
”Maas, aku keluar lagi Maas.”.
Aku cium keningnya, bukannya Bu Laras melemah tp dia pindahkan kedua tanganku dikiri kanan mepet toketnya dan tangan dia dua-duanya memegang sandaran ranjang Bu Laras keluarkan tenaga dlm lebih hebat lagi pantat memutar teratur sekali lebih keras dan, empot-empot-empot-empot memek Bu Laras lebih sering dan lebih kencang memijat-mijat batang kemaluanku.
“Maas. aduuh.”, Bu Laras orgasme lagi, tp pantatnya terus berputar dan empot-empotnya enggak berhenti berhenti.
Batang kemaluanku dgn kuat aku gosokkan kekiri-kanan bibir memeknya, aku senggol-senggolkan ke itil Bu Dian sementara aku senang sekali pandangin wajah Bu Laras yg merem melek, mulut terbuka agak lebar aku jawab haus gairah Bu Laras dgn tusukan-tusukanku kejantananku, aku penuhin dahaga syahwati Bu Laras dgn sodokan-sodokan kemaluanku yg kuat, aku bikin Bu Laras menggelinjang mengerang penuh nikmat birahi.
“Aah. aah. aahh.”, erangan erotis Bu Laras yg semakin keras sampai akhirnya aku tumpahkan air maniku dlm-dlm ke memek Bu Laras.
“Mas. Maas. Maas.”, jerit kecil Bu Laras sambil kakinya mancal-mancal dan dia tarik aku, dia gigit leherku.
Airmaniku ternyata cepat direproduksi, cairan kelaki-lakianku banyak masuk ke memek Bu Laras, pejuh kental hangatku memenuhi hasrat terpendam kewanitaan Bu Laras, dia puas Agak lama aku masih benamkan batang kemaluanku di memek Bu Laras, aku enggak mau lepaskan keajaiban bersenggama dgn Bu Laras, begitu jg Laras masih menjepitkan memeknya kebatang kemaluanku dgn merapatkan pahanya. Kami berdua diam, tersenyum penuh makna, kemudian Laras meneteskan air mata. Aku hapus airmata itu dan aku berbaring disampingnya, aku belai dia.
Lama jg Bu Laras diam menenangkan diri sebelum dia bangkit, mengecup bibirku dan bilang
”Mas tiduran aja, ya”.
Dia masuk ke kamar mandi yg jg ada di lantai atas, dia bersihkan diri sekitar 5 menit dan ke ranjang lagi, membersihkan batang kemaluanku dgn handuk kecil yg sdh dibasahin, mesra sekali dia perlakuan atau pelayanan dia, sesudah selesai, dia merangkul aku, aku sun keningnya, kami berbaring berpelukan.
“Mas, Mas Hakim betul jaga rahasia ya. Aku cuman percaya sama Mas Hakim dan Mbak Yulia”.
“OK, sayang. You can trust me”, kataku sambil mempererat dekapanku.
Kami berdua telanjang berpelukan, toketnya menempel dadaku, kaki kiriku ditindih kaki kanannya, kaki kananku menindih kaki kirinya. pikiranku melayang-layang penuh kepuasan, janganlah kenikmatan ini berlalu
“Ibu Laras, wanita sempurna cantik, luar dlm, pinter, gesit, pakar di ranjang”, akhirnya aku tertidur. Baca Cerita Dewasa Disini...

Subscribe to receive free email updates: