3 Penis Perjaka

3 Penis Perjaka


3 Penis PerjakaSabtu sore itu kami berangkat jg… Tdk lama berselang, kami sudah berada di lokasi…, memesan makanan dan bersantai.

Malam berlalu dengan tenang…, dan dengan tenang jg kami menikmati sex, istriku Melinda seperti biasa dengan piawainya memuaskan diriku dengan permainan lidah dan mulutnya, dan setelah sama sama mencapai dua kali klimax kami pun terlelap.
Kami baru kembali ke bungalow sekitar jam 9 malam, setelah menikmati santap malam di warung dipinggir pantai dengan sea food bakar, ketika kulihat di bungalow sebelah yg semalam masih kosong sudah terisi dan dua pemuda sedang bersantai di teras sambil ngobrol…sementara sayup sayup terdengar sudara gitar dari dalam bungalow itu.
Kedua pemuda yg kutaksir berusia 20 an tahun itu tampak dengan seksama mengawasi Melinda yg berjalan disiku dan ditengah temaramnya lampu taman, tetap saja kecantikannya menonjol apalagi ia mengenakan jeans ketat sepinggul dan tank top yg tdk mampu menutupi seluruh perutnya.
Saat masuk kamar, dari jendela kamar yg saat itu hanya tertutup vitrage karena gordijn belum ditutup dengan jelas kami dapat melihat kamar sebelah dan aku yakin kalau dari sebelah jg memiliki akses memandang yg sama.
Ketika aku menatap wajah istriku kulihat kerlingan matanya yg ‘nakal’ dan aku mengenal betul kalau saat itu di benak Melinda terbersit pikiran pikiran yg jg ‘nakal’ apalagi kesibukan ku selama ini telah membuat kami ber bulan-bulan tdk pernah ‘bertualang’, jadi kerlingan nakal istriku merupakan hal sangat wajar, apalagi sekilas tadi terlihat kalau pemuda pemuda disebelah pasti dari status sosial yg cukup baik.
Melinda kemudian masuk kamar mandi dan akupun menuju ruang tengah, membaca koran yg hari ini belum tuntas kubaca, suasana hening…, keheningan yg senyap karena suara dari bungalow sebelah yg tadi lumayan berisik jg menghilang, aku lalu melangkah menuju kamar dan agak terperangah ketika kulihat Melinda sedang berdiri telanjang bulat dekat jendela mengolesi tubuhnya dengan body lotion favouritenya, dan ketika aku melihat ke jendela, gordijn masih tetap belum ditutup, namun jendela di kamar bungalow sebelah nampak gelap .
Aku hanya tersenyum karena aku tahu kalau istriku sedang memberi ‘life show’, pastilah pemuda – pemuda sedang mengintip dengan asyiknya.
Tangan Melinda mengoles lotion dengan gerakan sensual, memainkan puting susunya dan bergerak ke leher jenjangnya, jg sesekali turun ke perut bahkan ke celah pahanya, jangankan orang lain, aku sendiri yg setiap saat bersamanya saja terangsang menyaksikan gayanya.
Sekitar 5 menit istriku memberikan ‘pertunjukan’ kemudian ia mengenakan pakaian nya, gaun tidur tipis yg mencetak tubuhnya dan didalamnya hanya mengenakan celana dalam mini.
Kami duduk sebentar di ruang tamu lalu ia membisikan sesuatu di telingaku dan kamipun pendah ke teras….membawa beberapa botol minuman.
Kami minum berdua dengan santai dan satu persatu pemuda di bungalow sebelah jg pindah keteras………………… ternyata mereka bertiga.
“Serius…?” tanyaku pada Melinda
“Hmm…kelihatannya sih asyik jg…kalau papa nggak keberatan…” jawabnya dengan tersenyum manis
Tanpa kesulitan kami berhasil mengundang mereka untuk bergabung, Topan, Bob dan Revan, mereka berusia 20 – 21 tahun, mahasiswa sebuah perguruan tinggi ternaman dan sedang berlibur, Revan putra seorang pengusaha sementara Topan dan Bob adalah putra pejabat salah satu Departemen dan mereka sudah bersahabat sejak masih SMA, itu sekilas gambaran yg kami dapat dari obrolan awal setelah mereka bergabung diteras bungalow kami.
Nyamuk yg mulai mengganggu membuat Melinda menawarkan untuk pindah ke ruang tamu…, dan melihat sikap kami yg santai mereka pun akhirnya relax, berani tertawa lepas dan mulai melemparkan canda khas anak muda.
Namun aku dapat melihat bahwa fokus mereka tetap sebagaimana laki laki pada umumnya……..belahan dada di gaun tidur yg dikenakan istriku dan upaya untuk lebih jelas melihat bayangan toket yg tdk mengenakan BH terkadang membuat mereka kurang fokus pada pembicaraan, namun rupanya pendidikan yg baik dan mengetahui kalau kami suami istri membuat mereka tetap menjaga tingkah laku dan kesopanan mereka.
Revan bertubuh tinggi, putih dan memiliki sinar mata yg paling nakal, sementara Bob yg agak gemuk jg putih jelas terlihat kalau ia adalah anak baik-baik ‘anak mama’ istilah mereka sementara Topan berkulit sawo matang adalah yg yg paling atletis, walau wajah mereka tdk seganteng bintang bintang film namun mereka semua memiliki daya tarik masing masing.
Minuman yg dipesan diantar oleh Room Boy dan seiring dengan semakin banyaknya minuman yg direguk, suasana semakin santai…..
Saat aku dan istriku beradu pandang ia mengedipkan matanya dan aku yg memahami maksudnya hanya menganggukkan kepala, entah apa yg direncanakannya…namun sebagai suami yg baik..aku memahami maksudnya.
Suatu saat istriku pergi ke kamar sebentar, entah apa yg dilakukannya disana dan ketika kembali keruang tamu tiba tiba saja ia terpeleset hampir jatuh…., entah benar atau pura pura aku tdk jelas, namun dengan meringis ia berjalan agak pincang,
“Aduh…. keseleo ga ya…?” katanya sambil duduk dan mengurut mata kakinya, dan posisinya saat membungkuk mengurut kakinya sendiri memberikan pemandangan yg aduhai karena dengan jelas semua dapat melihat toketnya yg menggantung dibalik gaun tipisnya.
“Ada yg bisa mengurut nggak…?” tanyaku kepada ketiga pemuda itu dan serentak mereka memandang Topan yg saat itu masih terpana memandang dada Melinda yg bagai magnit menarik pandangan mata nya.
“Topan..tuh…, dia bisa…”jawab Bob menyatakan
“”Topan..tolong ya…?” kata istriku memandang pemuda itu… lalu dengan sedikit terpincang ia pindah ke sofa panjang, dan melonjorkan kakinya, sementara Revan yg sedang duduk disana dengan sigap pindah ke kursi lain..
“Wah…………..saya sih nggak terlalu bisa mbak..” jawab Topan..,
“Coba aja..”kata istriku memaksa
“Demikian Topan lalu duduk diujung sofa lalu mulai memegang mata kaki istriku dan mengurutnya perlahan…, sementara yg lain memperhatikan dan aku jelas melihat tatapan iri Revan dan Bob melihat ‘rejekinya’ Topan.
Sejurus kemudian karena melihat bagaiman tdk leluasanya posisi mereka aku menawarkan..
”kita pindah saja yuk…kan masih ada satu kamar kosong kita ngobrol disana biar Topan leluasa”
Demikianlah kami pindah kekamar yg kosong dengan satu bed besar dan 2 sofa didalamnya…., dan Melinda sudah tiduran telentang sedang Topan duduk dikakinya mengurut mata kaki dan betis istriku, sementara gaunnya sudah tersingkap sampai diatas lutut.
“Kok..pindah ke pundak ya pegelnya…” kata istriku yg lalu menatap kedua pemuda lainnya…
”sekalian dong…pundakku di pijitin…” katanya penuh harap, dan hampir bersamaan kedua pemuda itu bangkit.”dengan senyum sambil mengubah posisi menjadi duduk Melinda berkata
“ Udah…satu pundak satu tangan deh..”
Demikianlah mereka mulai ‘mengerjakan tugas masing..masing..’, namun aku tahu kalau kehadiranku membuat mereka gugup, maka seperempat jam kemudian aku pura pura menguap…. “Ih..nagntuk…gara gara berenang tadi…, ok..kalian santai saja…dibantu ya…mbaknya…”kataku yg dengan koor serempak mereka menjawab “Baik..Mas…”
Aku lalu masuk kekamar..eh…ternyata kantuk yg tadi pura pura jadi beneran dan akupun terlelap.
Matahari sudah tinggi ketika aku terbangun…dengan senyum manis dan wajah lelah namun penuh kepuasan Melinda menatapku ketika aku terbangun…
Aku teringat hal semalam..namun sebelum aku berkata sesuatu…
”Pa..mandi sana…, ngerti…mau denger cerita mama…kan ”kata istriku
Dan inilah kisah istriku semalam setelah kutinggalkan kamar :
Topan yg memijit kakiku, mulai berani, tdk hanya sekedar memijit namun lebih banyak mengusap dan mengelus..dan sesekali malah menggelitiki kakiku, yg karena geli otomtais kuangkat tinggi dan CD mini yg kukenakan terlihat jelas, dan karena kaki terangkat maka gaunku makin tersingkap keatas.
Topan memijiti kakiku, kalau awalnya hanya di mata kaki kini ia sudah berani sampai ke paha. Sementara Bob dibelakangku memijati pundaku dengan tangan yg terasa dingin…mungkin tegang ‘kali ya…?
Langkah berikut yg kulakukan adalah membuat gaun atasku yg memang tdk berkancing hanya pakai tali saja…terbuka seolah aku tdk sadar dan kini keseluruhan toketku terpampang, membuat Topan yg dihadapanku semakin gelisah………
Awalnya mereka masih mencoba bertahan…akhirnya darah muda mereka rupanya menang……dimulai oleh Topan yg semakin lama usapannya semakin tinggi di pahaku..dan sesekali pura pura tak sengaja tangannya menyentuh memek dari luar CD yg kukenakan.
Nafasku mulai memburu… dan ketika tangannya menyentuh lagi..kutangkap tangan itu dan malah kutekankan ke memek ku…sambil kusibakan CD ku dengan jari dari samping….dan ketika tanganku melepaskan tangannya jari jari pemuda tetap diam disitu..memainkan memekku yg mulai membasah…..
Aku mendongak keatas, dan ketika kulihat wajah Bob yg sangat dekat dengan wajahku…tanganku merangkul lehernya dan kucium bibirnya…mula mula ..ia agak gelagapan..tp sekejab keudian sudah menjulurkan lidahnya dalam mulutku..
“Mbak…”kata Revan..agak terengah..tangannya bukan lagi memijat tanganku tp meremas toketku… “Kalau Mas…datang bagaimana..?” tanyanya
“Nggak…dia sudah tidur…kalau tidur pulas sekali…nggak akan terbangun..”jawabku..
Lalu dengan provokatif kulepas gaun dan CD ku dan kubaringkan tubuhku telanjang bulat diranjang dihadapan ketiga pemuda itu.
“Boleh ngurut lagi..tp ..yg melakukan jg nggak boleh pakai baju…” kataku, dan sekali lagi tanpa perlu mengulang ketiga pemuda itu berlomba adu cepat melepas baju…..
“Wow…..agak terpekik aku melihat kemaluan ketiga pemuda itu..khususnya punya Topan…agak hitam sesuai kulitnya namun sangat besar lingkarnya..panjangnya yg sesungguhnya sedikit diatas rata rata menjadi tertutup oleh besar lingkarannya., kepalanya kemaluannya…………itu…besar sekali.
Yg lain jg sangat ‘menjanjikan’ sih kelihatannya ….
Aku lalu memejamkan mata dan membiarkan saja ketiga pasang tangan mereka menggeraygi seluruh tubuhku…lalu terasa ada yg menjilat puting susuku.., aku membuka sedikit mataku dan tampak Bob yg menghisap dengan penuh nafsu, dan sesaat kemudian terasa ada benda hangat menempel dibirku…dan kubuk mulutku menerima Revan yg menyodorkan penisnya dalam mulutku.
Kakiku terbuka lebar saat lidah Topan yg hangat menyapu memekku, walau terasa belum pada berpengalaman.., namun sensasi sebagai wMelinda masih mampu membuat tiga pemuda berusia dua puluhan bernafsu sungguh menyenangkan perasaanku.
Aku jg mulai aktif…, kurubah posisi, kini aku duduk, Bob masih asyik denga susu ku dan aku memainkan kemaluan Revan dengan lidah dan mulutku, Topan jg masih asyik dengan memekku, sesekali jarinya memasukiku dan menimbulkan rasa geli… dan sekali lagi kurubah posisiku.
Dengan menungging Revan memasuki ku dari belakang dan Topan yg penisnya sangat menarik perhatianku kini telentang dan mulai ku explore habis habisan.
Mulutku tdk muat dimasuki seluruh penisitu…, baru kepalanya saja sudah terasa penuh..maka lebih banyak kujilat dan sesekali lubang kemaluannya kuhisap ….hingga ia menggelinjang dan mendesis keras…..,
Namanya jg anak muda, belum bisa mengatur irama antara nafsu dan permainan…baru sebentar Revan sudah bergerak cepat dan tiba tiba ia menghunjamkan sedalam dalamnya dan
“aaaa…hhhh………… aduh…nggak tahan….” ia menyemprotkan banyak sekali air mani dalam rahimku…..yg sesaat kemudina…sudah terlepas dari memekku…dan segera saja Bob..menggantikan posisinya..tdk peduli kalau air mani yg disempraotkan temannya itu masih memenuhi rongga memekku… bahkan sampai mengalir kepahaku…., kuberi tanda pada Revan untuk mendekatkan kmelauannya yg basah itu dan kujilati hingga bersih…. tp tanganku masih tetap menggegam punya nya Topan….
Kecepuk…kecepuk…..suara kemaluan Bob mengocok memekku yg sangat basah dengan campuran lendir ku dan maninya Revan menimbulkan sensasi tersendiri, namun aku ingin yg berbeda….
Kuminta Bob melepaskan kemaluannya lalu jongkok diatas Topan yg telentang dengan kemaluan tegak keatas… kuarahkan ke memekku dan walau agak susah tp kemaluan itu mulai membus masuk masuk memekku…..
”sssh…ah….teras betapa memekku membuka dan helm berwarna merah keunguan yg berukuran fantastis itu menerobos masuk…”hhhh……………..sss.ahh…………g ila……………..uuugghhhhhhh..” keluhku saat seluruh penisitu terbenam.
Melihat Bob yg agak bengong kuberi tanda agar mendekat dan kemaluannya kumasukan dalam mulutku…
Dengan irama yg kini kukuasai Bob memaju mundurkan pantatnya dengan kemaluan dimulutku dan Topan dibawahku…
Denyut penis Bob semakin terasa ….dan aku tahu kalau pemuda itu sudah hampir klimax…akupun menghisapnya semakin kuat dan ia semakin mempercepat gerakannya, dipegangnya kepalaku dan memaju mundurkan pantatnya dimukaku seakan akan sedang menyetubuhiku ….sekalian …..kubantu dengan lidahku dan
“cr.rrrrrt..srrr…t…”, disertai keluhan dan dengusan nafas Bob………cairan putih kental dan gurih yg cukup banyak menerjang ke leherku…..kutelan semua ………..dan baru kulepas kepala kemaluannya dari jepitan bibirku setelah tetes terakhir keluar……….
Kini aku konsentrasi pada kemaluan Topan yg sedang menyodok memekku dengan kerasnya setelah Bob selesai………Topan lalu membalikan tubuh kami dan kini ia diatas, kemaluannya benar benar keras..mengocok dan mengaduk memekku…., rasa geli dan nikmat yg luar biasa mulai menyerangku……….ahh…aku tahu kalau sebentar lagi ledakan dahsayat akan menerpaku….
Tubuh Topan diatasku terus bergerak dengan teratur…, sesekali mulutnya memagut bibirku…., sesekali di cobanya menghisap puting susu ku, lalu sesaat kemudian….ternyata aku yg tak tahan………………permainan yg dari awal telah membangkitkan gairahku ini..memberikan ledakan yg terasa seakan menerbangkan ku ke atas awan….
”ssshh…aahh………ahhh….cepet…..ce pet..kucengkeram punggung Topan dengan kukuku dan setengah berteriak aku mendapatkan klimaxku yg pertama malam ini….ahhh…………………..dan belum tuntas aku melepaskannya…tiba tiba Topan yg jg semakin cepat bergerak menghunjam kan penisnya sedalam-dalamnya dan dengan denyutan yg sangat keras hingga terasa ke dinding memekku ia melepaskan air maninya…dalam beberapa kali semprotan… hangat dan agak panas membanjiri memek ku hingga ke dalam…………
Beberapa saat kami sama sama terdiam menikmtai sisa getaran yg masih terasa dan kemudian ia membalikan tubuhnya dari atas tubuhku.
Setelah membersihkan diri dikamar mandi yg terdapat dalam kamar berempat kami ngobrol diatas tempat tidur dalam keadaan telanjang bulat…
“Mbak kok berani ya…bagaimana kalau tiba tiba mas datang…?” tanya Topan
“Nggak …kan aku tahu benar kebiasaannya…dia itu kalau sudah tidur pulasnya luar biasa…” jawabku
Tdk lama kami ngobrol….kemudaan dan stamina mereka menjadikan mereka cepat sekali bangkit…………..kembali aku ‘dikepung’ oleh tiga penis yg seakan tdk kenal puas…
Berbagai posisi mereka coba praktekan, kadang terasa seakan mereka sedang menemukan alat mainan baru yg menarik…, bahkan saat aku dan Revan dalam posisi 69 kemaluanku diterobos oleh Topan …gila……klitorisku dijilat dan dihisap sementara penisTopan maju mundur di memekku dan mulutku jg sibuk dengan kemaluan Revan..
Mulut dan memekku rupanya masih belum cukup bagi mereka, karena suatu saat ketika aku sedang diatas Bob dan penisnya menancap di memekku, kurasa lidah hangat menjilat anusku…, salahku sih…tadi memberi contoh menjilati anus mereka satu persatu….dan sesaat kemudian penis Revan mencoba menerobos memasuki anusku, aku coba protes, tp malah Bob memelukku erat sekali dan tanpa daya dengan rasa perih dan panas penis pemuda itu menembus anusku..aku bukan tdk pernah tp sangat jarang mau anal sex..apalagi di double begini.
Setelah berhasil memasukkan kepalanya Revan lalu membenamkan semua dalam anusku dan aku seperti daging dalam hamburger dijepit atas dan bawah…namun….rasa pedih dan panas mulai hilang berganti rasa enak dan nikmat yg sukar dilukiskan..
”aaahhhhh..ssshh..gila…kalian..gilaa aa…..” setengah menjerit mendesah..terasa dua penisdalam tubuhku itu saling menggesek dalam irama yg teratur dan tubuhku sampai terasa seakan terbelah…. yah..resiko membangkitkan nafsu anak muda..
“Aaaaahhhhhh…” keras sekali aku berteriak saat orgasme menyerangku…namun kedua pemuda itu masih tetap dan tdk berhenti…., kelebihan pemuda seumur mereka memang disitu permainan pertama pasti cepat sekali keluar karena nafsu yg menguasai tp babak kedua dan seterusnya makin lama bisa bertahan.
Berturutan aku orgasme tiga kali …..baru mulai terasa kalau penis mereka m ulai membesar dan berdenyut dan akhirnya hampir bersamaan mereka menyemburkan aitr maninya dalam memek dan anusku…dan Bob yg dibawah saking bernafsunya Bob menghisap putingku keras sekali sampai ngilu….
Aku belum sempat menarik nafas…baru saja mereka ‘lepas’ dari tubuhku…Topan menunggingkan tuubuhku dan juag mencoba anusku…untung cairan Revan didalam anusku banyak sekali sehingga walau susah dan pedih sekali tp ‘helm’ yg besar itu menembus jg.
Untung tdk lama ….menonton aku di double tadi rupanya membuat Topan sangat terangsang hingga 5 menit klemudian ia sudah membenamkan batangngnya sedalam dalamnya di pantatku dan menyemburkan air maninya kembali.
Aku telentang terengah engah….setelah Topan melepaskan ‘hajatnya’ dipantatku dan mengomel
“kalian..gila..ya…., main masuk saja…” kataku
“Habis nggak tahan mbak…, sexy banget pantatnya” jawab Revan ssambil nyengir
“Udah…cuci dulu sana…..”perintahku yg dengan patuh dituruti mereka.
Kali ini aku benar benar harus istirahat dulu dan mereka jg sudah tdk ‘segarang’ semula, kembali kami ngobrol nalor ngidul dan sebelum pulang kembali ke bungalownya karena hampir pagi aku minta mereka untuk bergantian mengocok penisnya di dekat wajahku.
“Gantian ya…habis itu kalian kembali…”
Dimulai dari Bob..ia menduduki tubuhku dan mengarahkan kemaluannya dekat mulutku lalu mulai mengocoknya..sesekali lidahku menjilat ujung kemaluannya dan ketika keluar kuhisap sampai habis isinya.
“Jangan…nanti kelamaan…kalau suamiku bangun repot..sdh hampir pagi…nih..” kataku ketika merasa ada tangan yg muali bergerilya kembali dan rupanya ‘threatment’ itu cukup ampuh.
Demikian setelah Bob Revan yg mengocok didepanku tp kurang ajar…saat keluar ia buka mengarahkan kemulutku tp menyiramkan ke wajahku… dan cairan nputih kental lengket itu memenuhi wajahku.
Topan yg terakhir dapat giliran….dan setelah itu masing masing menciumku untuk kemudian kembali ke bungalow mereka…
Dasar anak muda……… saat kembali pakaian mereka cuma disampirkan di pundak saja.
Aku membersihkan diri dan menuju kamar sebelah dimana suamiku rupanya terlelap dan akupun memejamkan mata merasa ‘kenyg’. bahkan memek ku terasa memar.
“Mana.. coba kulihat ..”kataku setelah istriku selesai bercerita..
Tanpa bicara Melinda duduk ditepi ranjang…mengangkat kakinya tinggi tinggi dan memperlihatkan memeknya yg masih tampak merah…kepadaku……
“Mmmmhh…..” hanya itu suaraku saat menjilat memek istriku yg semalam habis dipakai sepuasnya oleh tiga anak muda yg kini mungkin masih terlelap setelah secara tdk terduga mendapatkan ‘rejeki’ semalam. Baca Cerita Dewasa Disini...

Subscribe to receive free email updates: