Kepuasan Dalam Perselingkuhan

Kepuasan Dalam Perselingkuhan


Kepuasan Dalam PerselingkuhanAwalnya aku hanya iseng mengobrol mengisi waktu luang di waktu jam istirahat, Namun lama-kelamaan Susi salah satu staffku yg agak manis malah penasaran dan bertanya lebih jauh tentang orgasme. Ya sebuah misteri yg kelihatannya mudah namun susah diungkapkan.
Memang banyak sekali perempuan yg belum sadar akan arti pentingnya sebuah orgasme, bahkan menurut penelitian hanya 30% wanita yg dapat meraih orgasme, banyak hal-hal yg mempengaruhi wanita dalam meraih orgasme, baik dari faktor si wanitanya ataupun dari faktor prianya atau bahkan dari suasana, perasaan, dll.
Termasuk Susi salah satu staffku ini, selama menikah 2 tahun lalu, dia belum tahu apa itu orgasme, yg dia tahu hanya rasa enak saat k0ntol suaminya memasuki kewanitaannya, Dan berakhir saat k0ntol suaminya menyemprotkan cairan hangat kedalam kewanitaannya.
Cerita Ngentot | Aku hanya geleng-geleng kepala mendengar ceritanya, lalu aku korek lebih jauh tentang perasaan, foreplay, gaya, waktu, dan lain-lain tentang hubungannya dengan suaminya, Dengan malu-malu Susi pun menceritakan dengan jujur bahwa selama ini memang dia sendiri penasaran dengan apa yg namanya orgasme namun dia tak tahu harus bagaimana, yg jelas saat berhubungan dengan suaminya dia cukup foreplay, bahkan suaminya senang mengoral kewanitaannya sampai banjir, dan selama k0ntol suaminya masuk sama sekali tdk ada rasa sakit, yg ada hanya enak saja namun tdk bertepi, rasanya menggantung tdk ada ujung, dan tahu-tahu sudah berakhir dengan keluarnya sperma suaminya ke dalam kewanitaannya.
“Kira-kira berapa lama k0ntol suami kamu bertahan dalam kewanitaan kamu?” tanyaku.
“Mungkin sekitar 10 menit” jawabnya pasti.
“Gaya apa yg dipakai suami kamu?”
“Macam-macam, Pak, malah sampai menungging segala” Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya yg polos.
“Kira-kira berapa besar k0ntol suami kamu?”
“Berapa ya?, saya tdk tahu Pak!” jawabnya bingung.

Akupun jadi bingung dengan jawabannya, tapi aku ada tdk kekurangan akal.
“Waktu kamu genggam punya suami kamu pakai tangan, masih ada lebihnya tdk?” Susi diam sejenak, mungkin sedang mengingat-ingat.
“Kayanya masih ada lebih, pas kepalanya, Pak!” Aku tak dapat menahan senyumku.
“Maksud kamu, ‘helm’nya masih nongol?”
“Ya!” Susipun tersenyum juga. Aku suruh tangannya menggenggam, aku pandangi secara seksama tangannya yg sedang mengepal, yg berada dalam genggamanku, sungguh halus sekali, Namun aku sadar bahwa aku ditempat umum.
“Aku perkirakan k0ntol suami kamu berukuran 10-14 cm, berarti masih normal, Sus!”
“Bagaimana dengan kekerasannya?” tanyaku lagi.

“Keras sekali, Pak, seperti batu!” Aku diam sejenak mencoba berfikir tentang penghambatnya meraih orgasme, sebab dari pembicaraan tadi sepertinya tdk ada masalah dalam kehidupan seksnya, tapi kenapa Susi tdk bisa meraih orgasmenya?
“Kok diam Pak?”
“Aku lagi mikir penyebabnya.”
“Apa mungkin masalah lamanya, Pak? Sebab sepertinya saya sedikit lagi mau mencapai ujung rasa enak, tapi suami saya keburu keluar” terangnya.

Aku diam sejenak, mencoba mencerna kata-katanya, tapi tak lama Susi sendiri membantahnya.
“Tapi, tdk mungkin kali, Pak, sebab biarpun kadang lebih lama dari 10 menit, tapi tetap saya merasa hampir di ujung terus, tanpa pernah terselesaikan.” Aku sedikit mengerti maksudnya,
“Maksud kamu, kalau 10 menit kamu maunya semenit lagi? Namun kalau 12 menit atau 15 menit pun kamu maunya tetap semenit lagi?” tanyaku.
“Ya, betul, kenapa ya Pak?” Aku kini mulai mengerti posisi sebenarnya, kemungkinan besar ada titik dalam memeknya yg belum tersentuh secara maksimal,

Itu kesimpulan sementara, Namun aku belum sempat mengucapkan apa-apa, keburu jam istirahat kerja habis.
“Ya udah Sus, nanti kita terusin via SMS, oke?”
“Oke deh!” sahutnya riang sambil meninggalkan aku.

Di meja kerjaku, aku kembali memikirkan benar-benar masalah yg Susi hadapi, sebenarnya ada niat untuk memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, karena setelah aku pikir-pikir Susi punya kelebihan di Buah dada dan pantatnya yg besar juga kulitnya yg bersih dengan bulu-bulu halus, Namun Susi akrab dengan istriku, dan aku sendiri kenal sudah lama dengannya dan suaminya, ini yg jadi masalah, Lama aku berfikir, akhirnya aku putuskan untuk mencoba menolongnya semampuku tanpa mengharapkan apapun darinya, Aku yakin aku bisa membantunya berbekal pada pengalamanku selama ini. Aku kirim SMS kepadanya,
“Sus, Sepertinya masalah kamu agak kompleks, Kalau sempat, bisa tdk nanti pulang kerja kita cari tempat yg enak utk mengobrol?” 5 menit aku tunggu belum ada jawaban juga, Aku jadi tegang sendiri, jangan-jangan dia marah, karena aku dianggap kurang ajar, Tapi untunglah tak lama HPku bergetar 2x pertanda SMS masuk, Aku langsung lihat pengirimnya Susi, aku baca isinya.
“Boleh, tapi jangan di tempat sepi ya.., kata nenek itu berbahaya” Aku tersenyum membaca balasannya yg sedikit bergurau, lalu aku balas kembali,
“Sus, jangan salah tangkap ajakanku ya.. aku cuma tdk enak saja kalau kita terlalu mencolok, karena kamu istri orang & aku suami orang juga” Singkat kata Pukul 5 sore kami janjian ketemu di sebuah rumah makan yg nyaman di daerah Jakarta timur, Suasana rumah makan yg agak temaram menambah rileks obrolan kami,

Sambil makan kami melanjutkan obrolan kami yg tadi siang, Aku utarakan kesimpulan sementaraku bahwa ada kurang sentuhan di area memeknya, aku sarankan agar nanti malam mencari titik tersebut dan jika sudah ketemu aku suruh Susi meminta kepada suaminya untuk menekan lebih kuat saat hubungan intim, Susi mengangguk mengerti.
“Menurut Bapak, apakah body saya cukup bagus?” Tiba-tiba saja Susi bertanya seperti itu.
Aku kaget mendengarnya, berarti kemungkinan Susi kurang percaya diri dengan tubuhnya, dan menurut yg aku tahu ini sangat berbahaya untuk meraih orgasme.
“Sus, dalam sebuah hubungan intim, Jangan merasa body kamu jelek atau memek kamu tdk wangi atau buah dada kamu jelek atau apa saja yg menurut kamu negatif, itu faktor yg sangat penting dalam meraih orgasme, Ingat Sus, kalau tubuh kamu tdk bagus kan tdk mungkin suami kamu mau mencumbu kamu, dan mau berhubungan dengan kamu!”
“Justru kamu harus berfikir bahwa wajah dan tubuh kamu sangat bagus, buktinya suami kamu minta melulu, kan?”
“Tapi, saya tdk nyaman dengan perut saya yg tdk ramping”
“Sus, yg lebih gendut dari kamu banyak, ingat itu, lagian menurutku perut kamu tdk terlalu gendut, Biasa saja!” jawabku tegas.
“Pokoknya malam ini, kamu coba untuk menghilangkan rasa tdk percaya diri kamu, dan saat ada sentuhan nikmat yg kamu bilang tdk berujung, suruh suami kamu menekannya lebih kuat, itu saja dulu, besok aku tunggu kabarnya!” Aku jadi terkesan menyuruh, mungkin karena dikantor Susi bawahanku, sehingga menjadi kebiasaan.

Karena waktu sudah menunjukan jam 19.00 kami pun pulang ke rumah masing-masing, aku antar Susi sampai tempat dia biasa menunggu angkot. Keesokan paginya, Aku baru saja ngopi dan HP baru aku aktifkan, Sudah ada pesan dari Susi, bunyinya singkat,
“Belum berhasil, Pak!”. Aku lihat dikirim jam 23.10 malam, berarti kemungkinan Susi mengirimnya saat baru selesai berhubungan dengan suaminya.
Sampai dikantor aku baru membalas SMSnya.
“Memang kenapa?” Tak lama Susi pun membalasnya.
“Tdk tahu kenapa, apa nanti sore kita bisa ketemu lagi, Pak?, saya merasa nyaman mengobrol dengan Bapak.” Aku berfikir tentang arti pesannya, Apakah dia mengajakku selingkuh? Atau hanya perasaanku saja? Atau memang dia hanya ingin mengobrol saja? Sebagai lelaki jelas aku tdk mungkin menampiknya,

Sorenya kami janjian di tempat yg kemaren, dan ungkapan Susi yg jujur sangat mengagetkanku.
“Pak, terus terang, keinginan saya untuk meriah orgasme jadi tambah kuat, tapi herannya malah saya inginnya dari Bapak, Entahlah saya yakin sekali saya bisa meraihnya bersama Bapak” Jantungku terasa berhenti berdetak mendengarnya, belum selesai aku menenangkan pikiranku, Susi kembali melanjutkan pembicaraannya.
“Tapi bukan berarti saya ingin berhubungan dengan Bapak lho, saya hanya ingin tahu kenapa perasaan saya begini?” Aku hanya diam, namun aku mengambil kesimpulan dalam hati bahwa kemungkinan Susi terkesan dengan aku karena aku atasannya, bisa saja dia tanpa sadar kagum dengan cara kerjaku, atau apalah yg berhubungan dengan pekerjaan, Karena kalau secara fisik tdk mungkin, jauh lebih ganteng dan atletis suaminya dari pada aku.

Namun hal ini tdk aku ungkapkan kepadanya. Suasana hening diantara kami beberapa saat, tapi tiba-tiba saja tangan Susi meraih tanganku, cerita sex
“Pak.” Hanya itu yg keluar dari mulutnya Tatapan mata kami beradu, Aku melihat ada gairah disana, Aku balas meremas jarinya, Sentuhan halus kulitnya terasa menimbulkan percik-percik gairah di antara kami, Akhirnya aku beranikan diri untuk mengajaknya,
“Sus, Bagaimana kalau kita diskusi langsung dengan praktek untuk meraih orgasme kamu?” suaraku terasa agak bergetar, mungkin agak canggung.
“Terserah Bapak deh” jawabnya manja sambil mencubit tanganku.

Pucuk dicinta ulampun tiba, aku segera membayar makanan kami dan langsung menuju hotel, sepanjang jalan ke hotel, jari-jari kami saling bertaut mengantarkan kehangatan ke jiwa kami, Dan setelah sampai di kamar hotel yg asri, Kami lamgsung mulai.. Meskipun awalnya agak canggung, Namun akhirnya kami dapat menikmati semuanya, Masih dalam keadaan berpakaian, aku memeluk tubuh Susi yg padat, bibir kami saling melumat lembut, kadang lidah kami saling kait dan saling dorong, sehingga gairah di dada kami semakin membuncah, Satu per satu pakaian kami bertebaran dilantai, seiring dengan nafsu kami yg semakin menggebu,
Kini Seluruh organ tubuhku bekerja untuk memenuhi hasrat Susi, aku rebahkan tubuh mulusnya di ranjang, sungguh pemandangan yg indah dan mendebarkan, dengan kulit tubuh yg putih bersih kontras dengan bulu-bulu halus dipermukaan kulitnya apalagi di kemaluannya yg begitu lebat menghitam. Aku langsung mengelus buah dadanya yg padat dengan lembut, sementara mulut dan lidahku menciumi dan menjilati centi demi centi tubuhnya tanpa terlewati,
“Tubuh kamu bagus sekali, Sus!” Aku mencoba memberinya rasa percaya diri.
Sementara Jilatanku sudah sampai pada memeknya, aku sibakkan bulunya dengan lidahku, aku kemut lembut klitorisnya, kadang lidahku menusuk langsung memeknya, Jari-jariku ikut membantu memberi kenikmatan dengan memilin-milin puting buah dadanya yg semakin mencuat, Sehingga membuat Susi mengerang dalam nikmat, Sementara Susi pun tdk tinggal diam, dia balas mengelus dadaku, kadang ujung dadaku di pilinnya, Tangan yg satunya lagi meremas-remas dan mengocok senjataku sehingga semakin meregang kaku dalam genggamannya, Yg aku yakin berdasarkan ceritanya pasti punyaku lebih besar dari pada punya suaminya, Gairah yg membuncah didadaku membuat aku lupa bahwa aku punya tugas untuk mengantarnya meraih orgasme.
Tubuh kami berguling-guling dikasur saling memberikan rangsangan dan kenikmatan, hingga akhirnya Susi sendiri yg tdk tahan dan mengambil inisiatif, dia langsung mengangkangi tubuhku, dan langsung memegang senjataku untuk dibimbing kedalam liang surganya, Perlahan, centi demi centi, senjataku memenuhi rongga memeknya berbarengan dengan rasa nikmat dan hangat disenjataku, Cengkraman memeknya yg begitu kuat terasa mengurut senjataku, Susi terus menggoyangkan pantatnya yg bulat padat, Tanganku memilin kedua putingnya, butir-butir keringat mulai membasahi tubuh kami berdua, tak lama Susi berteriak histeris dan menggigit pundakku, tubuhnya mengejang kaku, dan wajahnya agak memerah melepas orgasmenya, Aku berhasil mengantarnya meraih orgasme, Tubuhnya diam sejenak diatas tubuhku.
“Terima kasih, Pak” ia mencium keningku.
“Saya masih mau lagi” ucapnya serak.

Sungguh diluar dugaan, mungkin karena baru kali ini dia meraih orgasme, Susi begitu liar, hanya beberapa detik, tubuhnya mulai bergoyang diatas tubuhku, Dan anehnya lagi, Hampir disetiap gaya Susi bisa meraih orgasmenya begitu cepat, Mungkin ada 6 kali dia sudah orgasme tapi dia belum puas juga, sementara aku sendiri bersusah payah menahan orgasmeku, Aku benar-benar ingin memuaskan dahaganya, Apalagi saat gaya doggy, sambil meremas buah pantatnya yg bulat, aku benar-benar tak kuat lagi menahan semprotan dalam spermaku, sentuhan buah pantatnya di pangkal senjataku menambah sensasi tersendiri.
“Sus, aku mau keluar, di dalam atau di luar?” sambil aku mempercepat kocokanku.
“Di dalam aja Pak, cepat sodok yg kuat!” erangnya.

Akhirnya Seluruh tubuhku bagai tersetrum nikmat, aku melepas orgasmeku, menyemburkan cairan hangat ke dalam kemaluan Susi yg telah basah berbarengan dengan kedutan-kedutan kecil hangat dari dalam liang memek Susi. Yah, kami orgasme berbarengan, Sungguh nikmat sekali. Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, namun Susi kelihatannya belum puas juga, aku sampai bingung sendiri, biasanya istriku sekali orgasme tdk bisa lagi orgasme, Namun memang pernah aku baca ada wanita yg seperti Susi.
Akhirnya waktu jualah yg harus memisahkan kami, kembali ke kehidupan nyata, Aku dengan istriku dan Susi dengan suaminya, Namun sejak saat itu hubungan kami semakin hangat membara, Ada satu kelebihan Susi yg tdk bisa aku lupakan, Memeknya sangat mencengkram meskipun sudah puluhan kali kami berhubungan, Pernah aku Tanya katanya dia sering minum jamu, Dan Susi sendiri pun jelas sangat membutuhkan orgasme dariku, Karena terakhir cerita dia belum bisa meraih dengan suaminya, entahlah sampai kapan.. Baca Cerita Dewasa Disini...

Subscribe to receive free email updates: