Cerita Dewasa Mona Manisku |
Cerita Dewasa Mona Manisku - Menginap di rumah joni sahabat karibku merupakan hal yang menyenangkan. Kami biasa nonton film sampai ortu nya terdengar mendengkur di kamarnya dilantai atas. Kami kemudian bermain kartu sambil makan popcorn. Setiap kali aku nggak melewatkan kesempatan untuk menggoda adiknya yang manis mona. mona masih berumu 15 tahun sedang aku dan joni 17 tahun.
Matanya biru, rambut pirang dan wajahnya imut. Sehingga orang akan mengira mona masih berumur 11 atau 12 tahun. mona akan marah dengan wajah bersungut-sungut kalau kami sedang mengoloknya.Malam itu mona memakai kaus ketat dan rok mini ketat pula, sehingga tubuh mungilnya semakin tambak jelas.
Memang tubuh mona serba mungil. Pada umurnya yang ke 15 dadanya baru berkembang seperti anak usia 12-13 tahun, pinggulnya juga kecil pula. Tapi justru aku sangat menyukai kemungilannya itu.Sepertinya mona tahu kalau aku tertarik kepadanya. mona sering memergoki ketika mataku yang nakal sedang menjelajahi bubuhnya bagian bawah, ataupun ketika mataku sedang melototi bukit mungil didadanya. Kadang-kadang seperti nggak disengaja dia angkat roknya sehingga aku dapat melihat jelas kemulusan pahanya.
Tentunya aku juga sangat senang memperoleh kesempatan seperti itu.
“Kamu belum pernah melihat kontol laki-laki ya?” tanya joni kepada adiknya ditengah percakapan kami malam itu. Pertanyaan joni membuat hatiku berdebar-debar.
“Sudah, sering,” jawab mona ketus, rona merah wajahnya membuat hatiku semakin berdebar-debar.
“OK, sebutkan nama pemuda yang pernah kau lihat kontolnya,” desak joni penasaran.
mona melirik kepadaku sepintas. Sepertinya bibirnya bergerak mau mengucapkan sesuatu tapi akhirnya hanya tersenyum manis dan berkata,
“Ah, lupakan saja,” katanya, kemudian dia pergi meninggalkan kami berdua yang tertawa senang karena berhasil menggodanya. Sesaat kemudian mona balik lagi.
“aku lupa mengambil CD booklet-ku,” katanya.
Dia melangkah disampingku dan membungkukkan bajonia mengambil buku kecil di meja. Mataku menatap lekukan pinggulnya, dan tiba-tiba ide nakalku timbul. Kucolek pahanya yang mulus itu, dimana Posisi joni yang ada diseberang mona nggak akan bisa melihat gerakannku. mona melirik ke arahku sambil tersenyum, kemudian meninggalkan ruangan.
Senyuman itu mengingatkanku kejadian rahasia antara aku dan mona yang terjadi beberapa bulan yang lalu. Ketika aku menginap seperti biasanya setelah begadangan dengan joni. Malam itu kami bercanda sehingga kepalaku disiram coca-cola, kemudian akupun mandi, ternyata nggak ada handuk disana, sehingga segera lari menuju masuk kamar joni yang terletak di seberang kamar mandi untuk mencari handuk.
Begitu masuk kamar, langsung kututup pintunya dan ketika aku memutar badan, ternyata ada mona sedang tiduran di atas ranjang joni, matanya yang biru melotot memandang tubuhku yang telanjang bulat dihadapannya. Beberapa saat kami saling pandang tanpa berkata-kata, akhirnya mona membuang muka sambil tersenyum genit.
Tadinya aku berniat untuk segera menutup tubuhku, tapi kemudian aku berubah pikiran. aku jadi ingin menggoda perawan cilik ini habis-habisan dan aku juga ingin melihat reaksinya menghadapi keadaan ini. Maka aku tetap berdiri dihadapannya dengan kontolku terbuka bebas dan kembali mona menatap tubuh telanjangku, kemudian kembali membuang muka, aku harapkan dia akan malu, tapi ternyata mona tetap nggak bergerak dari tempatnya.
aku jadi semakin penasaran untuk melihat sampai dimana keberaniannya. aku segera membangunkan kontolku, kemudian duduk disampingnya. mona membalikkan tubuh kembali melihat ke arah kontolku yang sekarang sudah tegang sepenuhnya. Wajahnya jadi merah padam, kemudia segera membalikkan tubuhnya meraih bantal dan menutupi kepalanya dengan bantal. aku jadi lebih berani, kuraba-raba pahanya yang mulus sambil menunggu reaksinya lebih lanjut.
Kali ini dia bereaksi benar-benar diluar dugaanku. mona membalikkan tubuhnya, dengan berani menatap langsung ke batang kontolku yang berdiri tegang itu dalam jarak beberapa inci dari wajahnya dan kemudian dengan punggung tangannya diusapnya batang kontolku.
“OK, aku baru saja memberimu pekerjaan tangan,” katanya, dan kemudian segera bangkit keluar kamar.
Semenjak kejadian itu mona secara diam-diam lebih memperhatikan aku. Kejadian itu juga kami tutup rapat-rapat hanya untuk kami berdua. aku juga nggak pernah bercerita kepada joni tentang hubungan kami berdua. aku tahu joni sangat teliti menjaga adiknya, sehingga aku khawatir joni akan marah kepadaku. Sehingga akupun mengikuti kebiasaannya menganggap mona sebagai seorang gadis cilik, meskipun dalam hatiku aku semakin bergairah setiap kali melihatnya.
Kembali ke cerita awal, setelah mona meninggalkan kami berdua, nggak lama kemudia kamipun tidur. Paginya kami berlatih sepak bola seharian, dan joni sepertinya kecapean sehingga tidur lebih awal di kamarnya, sedang aku seperti biasanya tidur kamar lantai bawah. Kumatikan semua lampunya sehingga kamar dalam keadaan gelap gulita. aku memang biasa tidur dalam keadaan gelap dan hanya memakai celana dalam.
Aku terbangun beberapa saat kemudian ketika kurasakan kontolku dihisap sebuah mulut. Mulanya kupikir aku sedang mimpi. Sementara dua tangan kecil beraksi disekitar pahaku, satu tangan memegang batang kontolku yang lainnya memeluk pahaku. Kurasakan pula kehangatan dan kelembutan tubuh seorang wanita disana, yang membuatku yakin bahwa ini bukannya mimpi.
Sesaat kemudian tangan-tangan mungil itu menurunkan celanaku dan melepaskannya sama sekali. Kembali tangan-tangan mungil itu menggenggam batang kontolku dan kemudian mengocoknya pelan-pelan.
Bibir mungil yang basah itu kemudian menyusuri daerah pangkal pahaku, naik keperutku, bahkan putingku juga diciuminya. Sensasi ini benar-benar telah membuatku sadar sepenuhnya, kontolku juga semakin mengeras dan tegang bagaikan tongkat tongkat polisi.
“Nikmat sekali,” bisikku kepada sosok bayangan hitam itu.
Sesaat aku masih menduga-duga siapa dia? Tapi kemudian aku yakin sepenuhnya bahwa itu pasti mona. Kudengar desah nafasnya yang berat serta suara kecapan mulutnya yang menghisap-hisap kontolku. Dia kemudian menghentikan hisapannya dan berkata,
“aku sakit hati dan bosan digoda. Akan kutunjukan kepadamu bahwa aku bukan anak-anak lagi. aku seorang wanita..”
aku tersenyum di dalam gelap ketika tangan mungilnya menggenggam batang kontolku dan mengocoknya naik-turun. Sangat nikmat sekali. Ujung kontolku kembali merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa ketika mulut mungil itu kembali mengulumnya. Sekujur tubuhku sampai gemetaran merasakan getaran sensasi yang luar biasa.
Tanganku kuturunkan ke bawah, kuusap-usap kepala kecil itu dengan penuh kasih sayang. Hisapan mulut mona nggak terlalu kuat ataupun cepat, gerakan tangannya juga nggak beraturan, dia bukanlah seorang yang pandai melakukan itu, tapi kemampuannya itu sudah lebih dari cukup untuk pemuda sepertiku.
Sebenarnya ini adalah ‘blowjob’ku yang yang pertama kali yang kuterima dari orang lain. nggak seperti bualanku di depan joni, sebenarnya aku masih perjaka. Pengalamanku tentang sex hanya dari membaca majalah dan juga pengalaman memergoki kakak keponakanku yang sedang kencan dengan pacarnya di kamar orang tuaku beberapa tahun lalu ketika dia dimintai tolong untuk mengasuhku.
Sekarang secara tiba-tiba aku menerima ‘blowjob’ku yang pertama, yang begitu manis! Bibir mungil dan basah mona mengulum kontolku serta menghisapnya dengan lembut, sementara tangannya yang mungil mengocok dengan gerakan naik turun, dan tangan lainnya mengusap-usap bolaku. aku tak mampu lagi menahan mulutku untuk nggak mengeluarkan desahan dan erangan, juga pinggulku sampai terangkat-angkat. mona meneruskan aktivitasnya sampai tiba-tiba puncak orgasmeku tercapai.
Seluruh otot dan saraf ditubuhku terasa menegang dan berkontraksi ketika semburan spermaku meledak di mulut mona.
“Aaahh..”
Tanpa kusadari kepeluk kepala mona erat-erat dengan tangan menggigil. mona jadi kelabakan ketika semburan dasyat meledak dimulutnya, dia nggak bisa menghindar karena kepalanya kukunci erat-erat. Akhirnya diapun berhasil melepaskan diri sambil terbatuk-batuk menumpahkan cairan spermaku yang kental itu. Sementara semburan spermaku masih terus berlangsung beberapa saat lagi, berhamburan menimpa wajah dan tubuhnya.
aku benar-benar kagum juga sangat terharu dengan semangat dan tekadnya untuk memuaskanku, meskipun sempat terbatuk-batuk dan tersedak cairan spermaku, kocokan tangannya nggak berhenti sampai kontolku nggak mampu lagi mengeluarkan cairan sperma.
Tubuhku terasa limbung seolah olah melayang diudara.. aku benar-benar sulit untuk menggambarkan sensasi kenikmatan yang sedang kualami..
“Kau baik-baik saja?” bisikku beberapa saat kemudia setelah aku kembali sadar.
Kuusap-usap rambutnya dengan penuh kasih sayang yang mendalam. mona cuma bisa mengangguk sambil menyandarkan kepalanya kedadaku. Dengan napas masih memburu.
“Bagaimana tadi?” bisik mona kemudian.
“Luar biasa, nikmat sekali.” kataku, “Kau pernah melakukan sebelumnya?”
mona menghapus sisa-sisa cairan sperma di bibirnya dan kembali merebahkan kepalanya didadaku.
“nggak,” jawabnya dengan suara merdu, “Itu sebabnya aku ingin tahu apakah aku cukup baik?”
“Kau telah melakukan dengan baik sekali,” bisikku.
Kuraih tangannya dan kuletakkan di batang kontolku yang sudah bangkit lagi.
“Rasakan ini,” bisikku, “Lihat, apa yang telah kau lakukan kepadaku. Kau membuatnya begitu riang dan bersemangat.”
Sambil berbincang-bincang mona mengusap-usap kontolku dengan lembut.
“Kau nggak pernah tahu, berapa lama aku berusaha keras merencanakan ini semua,” bisiknya.
“Oh, ya?” kataku nggak paham.
“Sejak pertama kali kau menginap disini,” katanya, “aku telah mengawasimu ketika kau sedang tidur, aku membayangkan bahwa suatu saat aku akan menghisap anumu dan ngentot denganmu, seperti yang sering diperbincangkan teman-teman sekolah dibelakang pintu.
“Wow!” seruku terkejut. Kubayangkan ketika malam itu untuk pertama kali aku menggodanya di kamar joni.
“Suatu saat aku menyelinyap masuk kamar ketika kamu sedang tidur,” katanya, “Setelah itu aku selalu mencari kesempatan.
Minggu berikutnya aku merancang suatu cara untuk bisa melihatmu telanjang. Akhirnya malam itu aku berhasil menumpahkan ‘coca-cola’ dikepalamu, sehingga kamu pasti perlu mandi. aku segera mengambil semua handuk di kamar mandi dan menunggumu di kamar joni karena kamu pasti akan masuk kesana mencari handuk. Sementara itu aku telah menyuruh joni ke toko untuk membeli coca-cola, sehingga untuk beberapa saat hanya tinggal kita berdua dirumah. Itu benar-benar perencanaan yang sempurna dan berhasil.”
“Terus apa yang seharusnya kau inginkan,” tanyaku penasaran.
“aku sebenarnya ingin melakukan ngentot denganmu, tapi aku takut. Kau tahu? Sebenarnya waktu itu, aku sudah nggak memakai apa-apa lagi dibalik pakaian tidurku!”
“Holy shit!” seruku terkejut.
“Tapi melihatmu telanjang malam itu dan nggak sempat melakukan apa-apa menbuatku sangat menyesal.Sejak itu aku semakin tergila-gila kepadamu. Setiap hari cuman kau yang ada dalam pikiranku dan aku tak bisa menghilangkan bayangan keindahan tubuhmu yang menakjubkan dari pikiranku. aku telah merancang beberapa cara untuk bisa ngentot denganmu. Dan aku sudah minum pill setiap hari agar setiap saat siap untuk melakukannya. Kemudian aku mulai melaksanakan rencanaku agar kau bisa sendirian di kamar ini.”
“Benar?” seruku semakin heran.
aku membiarkan mona melanjutkan ceritanya karena mona terus mengelus-elus batang kontolku sambil bercerita, keadaan itu benar-benar sangat mesra sekali. Juga ceritanya tentang minum pill setiap hari membuatku semakin mantap untuk melakukan percintaan kami lebih jauh lagi karena aku nggak mempersiapkan kondom. Sepertinya gadis cilik yang imut dan sangat aduhai ini telah melakukan perencanaan secara teliti dan matang sekali. aku semakin kagum dan terpesona kepada ‘my mona baby’.
“Well, aku yang mengatakan kepada Mama agar kau bisa tidur disini, nggak di kamar joni. aku katakan ke joni bahwa kalian berdua yang sering begadang sampai jauh malam membuat tidurku sering terganggu. Kemudian bulan lalu kami menyiapkan kamar khusus ini yang jauh terpisah dengan kamar lainnya untukmu kalau kau menginap disini. Disini aku merasa aman dan nggak khawatir akan ada yang memergoki kalau kita ngentot.”
“Sejak itu, setiap akhir minggu aku nggak sabar lagi untuk menerkammu di kamar ini, tapi aku ragu-ragu. aku nggak yakin akan reaksimu. aku nggak ingin kau mentertawakan aku dan menceritakan kepada joni ketololanku. Akhirnya setiap akhir minggu aku cuman bisa turun kesini mengintipmu sambil mengkhayalkan tentang itu.”
“Sampai malam ini?” bisikku,
“Apa yang akhirnya merubah pikiranku?”
“aku telah membaca buku yang memberiku ide. aku ingin memberikan kejutan kepadamu saat kamu tidur agar kau tak menggodaku lagi.”
“Itu sudah, sayang,” kataku sambil mencium keningnya dengan mesra sekali. aku nggak bisa lagi mengungkapkan isi hatiku setelah mendengar ceritanya.
“thanks.” Bisik mona.
“Tunggu dulu. Kau katakan bahwa kau datang kesini untuk melihatku, tapi disini gelap gulita.”
mona melepaskan batang kontolku, kemudian mengambil sesuatu dari kantong baju tidurnya dan mengeluarkan korek api. Kemudian dinyalakannya korek tersebut dan cahaya lembut menerangi kami berdua.
“Kamu tampak menakjubkan sekali dibawah sinar ini,” katanya sambil tersenyum manis.
“Kamu juga.” Bisikku.
“Kau mau ngentot sekarang?” tanya mona.
“Tentu, my mona Baby.”
Cahaya dimatikan dan aku segera melepas baju tidurnya melewati kepalanya. aku nggak merasa dia melepas celana dalamnya. mona telah merencanakan sebelumnya. Kurasakan buah dadanya yang telanjang menekan dadaku, kuraih wajahnya dan kucium bibirnya.
Kurasakan bibirnya agak asin dan aku sadar bahwa aku baru saja menjilat spermaku sendiri. Yuck! aku lupa tentang itu. Tapi, mona memberikan ciuman yang sangat hot.
Sambil berciuman, kuraba dan kususuri ke tubuh bagian bawahnya, semuanya yang pernah kuimpikan bahkan lebih dari itu. Kurasakan kemulusan bulatan pinggulnya yang padat, tapi bagian pangkal pahanya menekan dan menggesek-gesek kontolku, mona benar-benar telah siap untuk melakukan ngentot denganku. aku sangat senang sekali, tapi aku perlu hati-hati.
kukecup seluruh wajahnya, lehernya, telinganya, puting susunya yang kecil dan runcing itu, dan semua bagian tubuh lainnya, seperti yang aku lihat di film. Kurasakan kelembutan rambut kemaluan mona menggesek pahaku, cembungan dipangkal paha mona begitu lembut tapi padat.
Kuturunkan tanganku, kuraba cembungan dengan rambut halus di pangkal pahanya. Kuusap-usap pelahan-lahan, ketika jari-jariku mesusuri celah-celah vertikal disana, mona mengerang lembut.
Bagian itu terasa hangat dan basah. Kutemukan tonjolan kecil clitorisnya. aku pernah mendengar bahwa gadis sangat senang bila bagian itu dibelai-belai. Tubuh mona menggeliat-geliat setiap kali kutekan-tekan dan kupilin-pilin lembut clitorisnya.
Kemudian kususuri celah bibir tempik(vagina) mona dengan ujung jari tengahku untuk mencari liang tempik(vagina)nya, tapi aku benar-benar kesulitan untuk menemukannya, sampai akhirnya tangan mona membimbingku dan menekan ujung jariku kesuatu liang kecil dan sempit, benar-benar diluar dugaanku. Liang tempik(vagina) itu begitu kecil dan ketat, sehingga aku kesulitan menemukannya. Bagaimana kontolku bisa masuk kesana?
“Ooh! Nikmat sekali,” erang mona. Kuputar-putar ujung jariku di gerbang liang itu sambil menekan-nekan agar ujung jariku masuk kesana. mona memelukku semakin ketat.
“Please.. Fuck me now..” desahnya penuh harap.
Kubuka lagi pahanya lebar-lebar, kutempelkan ujung kontolku tepat di gerbang liang tempik(vagina)nya dan kutindih tubuhnya. Tubuh kami bergergetar menantikan saat-saat yang paling bersejarah dalam hidup kami.
“mona sayang,” bisikku lembut, “Kamu benar-benar yakin kita melakukan ini? Kelihatannya nggak mudah untuk dilakukan. Kita berdua harus berusaha bersama-sama.”
Meskipun aku tahu bahwa mona sudah lama berinisiatif, merencanakan dan mempersiapkan ini semua, tapi aku perlu meyakinkannya lagi.
“Ya.” katanya mantap. Sepertinya mona benar-benar serius menginginkan ini, lebih dari pada aku.
Pelan-pelan kutekan kontolku kebawah, tapi kembali aku kehilangan liang tempik(vagina) itu. Kususuri celah-celah itu beberapa kali tapi tetap saja nggak ketemu. Jari-jarikupun sulit menemukannya, apalagi kontolku?
mona pahan kegelisahanku, kembali tangannya membantuku untuk mengarahkan ujung kontolku ke liang tempik(vagina)nya. Tapi ketika kutekan cukup kuat sampai batang kontolku bengkok, tetap nggak berhasil masuk, bahkan kemudian meleset kesamping. Damn!!
“Oops,” tawa mona genit. “Sorry. Ayo kita coba lagi.”
Kucoba lagi, kali ini tanganku ikut mengarahkan batang kontolku agar nggak bengkok, tapi kembali gagal. Kurasakan keringat dingin mengalir di punggungku dan hatiku mulai goyah. Kembali mona membantuku, kali ini kami berdua memegang batang kontolku untuk memasukki lubang itu. Tapi tetap saja kesulitan. Ujung kontolku sampai terasa ngilu.
mona mendesah frustasi. Dia telah menantikan kehadiran kontolku begitu lama, dan sekarang ketika kesempatan itu muncul ternyata ada hambatan lain yang sulit diatasi.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang,” tanyaku agak kesal,
“Liang tempik(vagina)mu begitu kecil.”
“Maaf,” bisik mona kecewa,
“aku nggak bisa membantu. Milikku memang seperti itu.”
“Well, kata orang semakin sempit semakin nikmat,” hiburku sambil tersenyum kecut,
“Jika kita berhasil memasukannya, entah dengan cara apa. Akan sangat luar biasa”
mona benar-benar frustasi. Tapi dia nggak ingin kehilangan kesempatan emas ini, apalagi bila dirinya sendiri yang menjadi penyebab utamanya. Tiba-tiba timbul idenya yang agak nekad. Kedua tangannya diturunkan kebawah, keempat jari-jarinya dari kanan dan kiri secara bersama-sama membuka bibir tempik(vagina)nya kuat-kuat.
“Cepat lakukan sekarang!” teriaknya dengan napas terengah-engah.
akupun nggak ingin membuang waktu lagi. Dengan cepat dan kuat kutekan ujung kontolku ke liang tempik(vagina) mona, dan tiba-tiba berhasil masuk sedikit. mona melepaskan tangannya dan meraih leherku. akupun melanjutkan usahaku untuk menekan kontolku lebih kuat. kontolku sempat bengkok lagi tapi ujungnya nggak lepas.
“Hati-hati..” bisik mona.
Sedikit-demi sedikit berkat pelumasan cairan tempik(vagina) mona yang semakin banyak keluar, ujung kontolku masuk lebih dalam keliang sempit itu.
“Ahh, adduuhh.. mona!” erangku agak keras ketika bagian kepala kontolku berhasil menyeruak masuk. Kurasakan jepitan kuat diujung kontolku.
Ketika kutekan lagi akhirnya separuh batang kontolku berhasih masuk.
“Ohh.. aduhh.. besar sekali.. oohh.” jerit mona merintih kesakitan. aku benar-benar khawatir suaranya bisa membangunkan semua orang dirumah.
Kuperingatkan mona agar kita nggak mendapat masalah besar gara-gara suaranya.
mona meraih bantal, digigitnya bantal agar suaranya nggak terlalu keras. aku juga mengambil bantal lain, kuletakkan dibawah pinggul mona. Kutarik sedikit kontolku keluar kemudian kutekan lagi kuat-kuat. Kudengar suara tangisan mona, aku yakin dia sangat kesakitan, tapi aku harus menabahkan hati untuk mengabaikan dulu penderitaan mona. aku harus segera menyelesaikan tugasku.
“Tunggu, STOP, ohh,” jerit mona, “STOP dulu.. Please! Ohh sakiit.”
Akhirnya aku tak tega juga. Kuhentikan gerakanku. kukecup wajahnya, kujilati air matanya. mona merintih dan menangis.
“Apa sakit sekali mona?” bisikku dengan penuh haru.
Tapi secara diam-diam pinggulku kugerakkan naik turun sambil terus menekan. mona nggak menjawab, giginya merapat keras. Dengus napasnya semakin cepat dan kurasakan liang tempik(vagina)nya berkontraksi, seluruh tubuhnya bergetar dan menegang.
Sepertinya mona mencapai orgasme. akupun nggak melepaskan peluang ini, ketika gadis cilik ini sedang terbuai gelombang orgasmenya, kutekan kontolku kuat-kuat dan akhirnya ujung kontolku menabrak dasar liang tempik(vagina) mona. Kali ini kuhentikan gerakanku secara total, kami berdua relax untuk beberapa saat.
“Kamu OK Sharrie?” bibikku sambil membelai rambutnya,
“Apakah sakit sekali?”
“Ya, semuanya benar-benar sakit,” kata mona dikegelapan, “Kamu baru saja mengambil perawanku dengan paksa.”
“Apa? Kapan? aku benar-benar nggak merasakan apa-apa!” tanyaku dengan hati gundah.
“Selaput daraku meregang ketika kontolmu masuk pertama kali, kemudian pecah ketika kau paksa masuk lebih dalam. Itu benar-benar sakit sekali.”
“Ohh.. Maaf,” kataku terbata-bata.
“OK, tapi pelan-pelan ya.” Bisiknya.
“Wow, kamu benar-benar gadis yang hebat sekali!” seruku.
aku semakin terkesan dengan gadis imut ini. aku benar-benar kagum mona mampu bertahan untuk nggak menjerit-jerit saat kuambil perawannya.
“thanks.” bisiknya. Kudengar suaranya semakin normal, nggak sambil menahan sakit seperti tadi.
Kurasakan liang tempik(vagina)nya juga sudah semakin mengembang sehingga jepitannya nggak sekuat tadi.
“Jadi aku adalah orang pertama yang ngentot denganmu? kataku bangga.
“Yeah,” katanya lembut, “Kamu yang pertama.”
Kudengar suaranya penuh kebahagiaan, meskipun rasa sakit masih dirasakan olehnya. mona bangga bahwa akhirnya dia berhasil memenuhi impiannya untuk ngentot denganku. Meskipun harus mengalami kesakitan, tapi dia benar-benar bahagia.
akupun merasakan hal yang sama dengan mona. Malam ini untuk pertama kalinya aku menemukan bagian-bagian paling rahasia dari seorang gadis, bahkan akhirnya berhasil mendapatkan keperawanannya. Hatiku benar-benar sangat terharu, aku ingin menangis mengungkapkan keharuanku, kebanggaanku. Kucium rambut mona dengan penuh kasih sayang, kukecup bibirnya.
“mona sayang, kau juga orang pertama buatku,” bisikku.
“Oh Ya Tuhan! Benar?” seru mona terkejut.
“Yeah,” jawabku, “aku sering berbohong dan berkelakar, tapi ini benar-benar sejujurnya. aku nggak pernah berhubungan dengan seorang perempuan.”
mona terdiam. Kami berpelukan tanpa berkata-kata. Tangan-tangan kami saling mengelus dan membelai. Kemudia mona mendesis.
“Ini benar-benar luar biasa.” Serunya memecah keheningan.
“Ada apa?” tanyaku.
“Kita berdua sama-sama untuk pertama kali. aku nggak akan melupakan peristiwa ini selama hidupku..” mona menangis haru, air mata bahagia dan emosi erotic yang meluap-luap.
“aku juga.” Bisikku. Air mata mona telah melumerkan hatiku, kurasakan semuanya jadi begitu indah menakjubkan seperti katanya.
“aku mencintaimu.” Bisik mona beberapa saat kemudian, dipeluknya aku, kemudia dia menangis lagi, sepertinya dia menunggu jawabanku.
“aku juga mencintaimu mona,” kataku. aku nggak yakin apakah aku benar-benar mencintainya, tapi suatu hal yang pasti, aku sangat menyukai jepitan liang tempik(vagina)nya di kontolku.
Kemudian kugerakkan kontolku naik-turus pelahan-lahan dengan penuh perasaan dan emosi. Kuhayati gesekan dinding liang tempik(vagina)nya yang ketat dengan batang kontolku. Hatiku berdebar-debar merasakan sensasi luar biasa akibat gesekan itu. Kami mengerang bersama dan mendesis desis, nafas kami mulai berpacu kembali.
“Fuck me, baby!” teriak mona berkali-kali.
“Masukkan semuanya! aku ingin merasakannya.”
kata-katanya kotor yang hanya pantas diucapkan orang dewasa meledak tanpa terkendali lagi. Gerakan kami semakin lama semakin buas dan liar, sampai akhirnya beberapa menit kemudian puncak orgasmeku tercapai sudah. aku benar-benar terkejut begitu cepatnya. Kurasakan spermaku menyembur keras didasar liang tempik(vagina) mona.
Tubuhku bergetar keras dan menegang, sesaat ingatanku hilang.. Melayang-layang ketika untuk pertama kalinya spermaku menyembur di liang tempik(vagina) seorang gadis. aku tak tahu lagi apakah saat itu mona juga telah mencapai orgasmenya. Kami saling berpelukan, menikmati kontraksi-kontraksi yang masih berlangsung di alat kemaluan kami, sampai pelahan-lahan getaran itu melemah dan menghilang. Dengan kontol masih tertanam di liang tempik(vagina) mona, aku terkulai lemas diatas tubuhnya.
“Ya Tuhan, aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu..” bisik mona berulang-ulang.
aku tak mampu berkata-kata lagi. Emosiku meledak-ledak, perasaan haru, cinta dan bangga bercampur aduk. Air mataku mengalir tanpa kusadari ketika batas kemampuan hatiku, logika pikiranku dan tubuhku terlampaui, semuanya bercampur dalam buaian sensasi kenikmatan.
mona menciumi air mataku yang mengalir turun menimpa pipinya dan kurasakan seolah olah nyawaku lepas dari tubuhku, masuk ketubuh mona, seluruhnya dan tuntas. Kaki mona memeluk pinggulku dan tangannya membelai rambutku dengan penuh cinta dan kasih sayang. kukecup wajahnya, bibirnya, pipinya terus, terus, lagi dan lagi..
Sesaat kemudian kontolku kulepas dari jepitan liang tempik(vagina)nya, dan aku rebah disampingnya. Beberapa saat kami berbicara, saling berjanji untuk mengulangi lagi mercintaan kami, dan lebih banyak lagi. aku telah menemukan seorang pacar yang imut, sexy, cantik sekali, dan telah mengisinya malam ini dengan percintaan. aku benar-benar sangat bahagia. mona kemudian lari ke atas dan akupun tertidur pulas.
Sampai pagi harinya joni masuk kamar membangunkan aku untuk latihan sepak bola, dia sempat menanyakan ceceran noda darah di seprai. akupun berbohong, untunglah dia percaya. Kemudian kukatakan terus terang bahwa aku sangat tertarik dengan mona. Kupikir dia akan marah, tapi ternyata dia cuma tertawa dan berkata bahwa dia sudah tahu lama tentang itu.
Sejak itu mulailah petualangan sexualku dengan mona, kemudian berlanjut lebih serius dan panas. mona akhirnya menjadi sangat pandai memainkan variasi bercinta. aku benar-benar seorang pemuda yang sangat beruntung. Baca Cerita Dewasa Disini...